Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mitra Pengemudi GrabBike Raup Keuntungan dari Pertumbuhan Layanan GrabFood

Agustina Wulandari , Jurnalis-Kamis, 25 Februari 2021 |15:08 WIB
Mitra Pengemudi GrabBike Raup Keuntungan dari Pertumbuhan Layanan GrabFood
Foto : Dok.Grab Indonesia
A
A
A

“Waktu itu kurang dari satu bulan, kontrak saya mau habis tapi saya belum mendapat pekerjaan lain. Perusahaan juga menyarankan untuk mencoba mencari-cari pekerjaan lain di sisa satu bulan tersebut,” kisahnya.

Dalam masa pencarian pekerjaan, rupanya Dewi mendapat keberuntungan. Perempuan yang bercita-cita menjadi penyiar radio ini menemukan lowongan pekerjaan yang diiklankan di media sosial Facebook.

“Saat itu kebetulan ada yang pasang lowongan Grab. Katanya dibutuhkan mitra pengemudi perempuan dan laki-laki. Syaratnya memiliki SIM, KTP, KK, STNK, dan SKCK. Menurutku kok syaratnya masuk akal. Dari situ saya langsung ingin coba. Kebetulan Sabtu dan Minggu kan libur, hari Sabtu saya coba mendaftar di Grab. Pas daftar, saya sempat minder. Loh, kok yang daftar laki-laki semua sedangkan saya perempuan sendiri. Tapi meskipun minder saya tetap duduk di situ,” kenangnya.

Melihat Dewi yang tak kunjung maju untuk memberikan berkasnya, menurutnya membuat karyawan Grab menghampirinya dan menanyakan, memastikan ia benar ingin menjadi mitra pengemudi Grab.

“Setelah saya jawab iya, karyawan Grab sempat tanya kepada saya, yakin pakai handphone ini? Saat itu handphone saya RAM 1. Saya jawab iya karena handphone saya hanya itu. Setelah itu saya disarankan untuk training online terlebih dahulu. Kemudian besoknya kembali ke kantor untuk tanda tangan kontrak dan pengambilan atribut,” ujarnya.

Awalnya, Dewi mengaku, ia masih ‘malu-malu kucing’. “Jadi ngeGrab - pulang - ngeGrab - pulang. Sampai akhirnya saya bertemu dengan orang-orang yang mengajak bergabung dengan komunitas ojek online di Surabaya. Di sana banyak sharing dari teman-teman sesama driver,” ujarnya.

Dewi juga kerap menceritakan kendala yang dihadapi di jalan kepada teman-temannya di komunitas tersebut.

“Ternyata permasalahannya ada di handphone saya yang masih RAM 1. Mereka menyarankan untuk menukar handphone dengan RAM lebih besar. Ibu saya juga menyarankan hal yang sama. Saya kemudian beli handphone baru RAM 3,” imbuhnya.

Setelah itu, Dewi berniat untuk sungguh-sungguh bekerja. Ia mulai aktif mencari order dari pukul 06.00 pagi sampai pukul 21.00 malam tanpa pulang-pulang lagi. Kini, Dewi telah menjadi mitra GrabBike selama satu tahun.

Menurut Dewi, meski pekerjaannya terkesan sepele, wara-wiri di jalan raya, tetapi ia berprinsip untuk menjaga lisan dan menjaga diri. “Saya menanamkan ke diri sendiri, walaupun pekerjaan ini fleksibel, tetapi kita tidak boleh mencari uang sesuka hati saja. Harus tetap kerja keras,” tuturnya.

Oleh sebab itu, Dewi memiliki target yang harus dicapai oleh dirinya sendiri. Contohnya, jika ia berangkat kerja pukul 06.00 pagi maka hari itu ia harus bisa mendapatkan uang minimal Rp 200.000. “Kalau bisa lebih kenapa tidak diusahakan. Selagi saya tidak sakit parah saya akan tetap bekerja. Bagi saya kerja itu penting, karena anak butuh biaya,” imbuhnya.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement