Tak butuh waktu lama, wilayah tersebut berhasil direbut. Sebagai tanda takluknya kadipaten Pati, Tumenggung Wiroguno mengambil upeti harta benda termasuk memboyong putri cantik Roro Mendut untuk dibawa ke Mataram.
Meski Roro Mendut telah menjadi putri boyongan di Mataram,ia tetap bersikukuh tidak mau dijadikan delir Tumenggung Wiroguno.
Justru Pronocitro menyusul ke Mataram. Mereka berdua lalu kabur dari kediaman Wiroguno. Akibatnya Wiroguno murka,mereka dikejar-kejar. Pronocitro tewas di ujung keris Wiroguno. Sedang Memdut,melihat kekasihnya terkapar lantas bunuh diri,mencabut keris yang menancap di tubuh Pronocitro dan menikamkan ke badannya. Mereka berdua tewas membela cinta dan harga diri.
(Arief Setyadi )