Prof. N.J. Krom menganggap Samaragrawira identik dengan Samaratungga, sehingga Balaputradewa dianggap sebagai saudara Pramodawardhani. Dr. De Casparis kemudian menyusun teori bahwa telah terjadi perang saudara memperebutkan takhta sepeninggal Samaratungga ,antara Balaputradewa melawan Pramodawardhani. Akhirnya Balaputradewa dikalahkan Rakai Pikatan suami Pramodawardhani. Balaputradewa kemudian menyingkir ke Pulau Sumatera dan menjadi raja Kerajaan Sriwijaya.
Dalam kitab Pararaton diceritakan tentang Ken Dedes. Ia dikenal sebagai perempuan Jawa yang memiliki kecantikan yang sempurna. Ken Dedes adalah anak dari Mpu Purwa.
Akuwu Tumapel Tunggul Ametung sangat terpesona dengan Ken Dedes saat pertama kali melihatnya. Tak menunggu waktu lama ia menculik Ken Dedes ke Tumapel lalu mempersuntingnya.
Di Tumapel, Tunggul Ametung memiliki seorang pengawal kepercayaannya yang terkenal gagah berani, bernama Ken Arok. Saat mengawal Ken Dedes, tak sengaja kain yang dikenakan Ken Dedes tersingkap angin saat turun dari kereta sehingga pahanya yang putih mulus terlihat sangat jelas. Melihat pemandangan itu,Ken Arok pusing tujuh keliling. Ia bertekad akan merebut Ken Dedes,sehingga Ken Arok nekad membunuh Tunggul Ametung dengan keris Empu Gandring.
Selanjutnya Roro Mendut, pada abad ke-17, di pesisir pantai utara Pulau Jawa tepatnya di Pati, hiduplah seorang gadis bernama Rara Mendut. Rara Mendut memiliki kecantikan yang luar biasa sehingga ia menjadi rebutan para pria dari mulai dari kalangan rakyat biasa, bangsawan, hingga panglima perang.
Kendati demikian, Roro Mendut adalah gadis yang berpendirian kuat. Ia tak sungkan-sungkan menolak lamaran lelaki yang datang meminangnya. Sebab ia telah memiliki kekasih bernama Pronocitro, pemuda tampan dari daerah asalnya, Pati.
Suatu ketika, Kesultanan Mataram sedang memperluas wilayah kekuasaannya termasuk di kawasan pesisir utara Jawa. Dikirimlah panglima Tumenggung Wiroguno untuk menaklukkan wilayah tersebut.