Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

BMKG Deteksi Siklon Tropis, Kenali Dampak Langsung dan Tak Langsungnya

Binti Mufarida , Jurnalis-Kamis, 15 April 2021 |09:06 WIB
BMKG Deteksi Siklon Tropis, Kenali Dampak Langsung dan Tak Langsungnya
Ilustrasi (Foto: Dokumentasi Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan siklon tropis merupakan salah satu bentuk gangguan tropis yang umumnya terjadi antara bulan November hingga April setiap tahunnya di Samudra Hindia sebelah selatan wilayah Indonesia.

BMKG mencatat sejak tahun 2007 hingga April 2021, sudah ada 10 siklon tropis yang tumbuh di dalam wilayah tanggung jawab Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) atau Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis Jakarta.

“Siklon tropis berbentuk seperti pusaran angin berukuran sangat besar yang melintas di perairan maupun di daratan. Ukurannya sangat besar, kisaran antara puluhan kilometer hingga dapat mencapai ratusan kilometer. Dan gumpalan-gumpalan awan yang dimilikinya siklon tropis tentu menimbulkan dampak besar pada tempat-tempat yang dilaluinya,” dikutip dari kanal Youtube resmi BMKG, Kamis (15/4/2021).

BMKG pun mengungkapkan terdapat dua jenis dampak yang ditimbulkan oleh siklon tropis yaitu dampak langsung dan dampak tidak langsung.

Baca Juga: Waspada! Sebagian Besar Wilayah Indonesia Bakal Diguyur Hujan Lebat Disertai Angin Kencang

Dampak langsung dari siklon tropis terjadi di wilayah yang dilintasi oleh siklon tropis itu sendiri. Jika diingat siklon tropis Cempaka yang terbentuk di tahun 2017 dekat wilayah Yogyakarta atau siklon tropis Seroja yang baru-baru ini terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur.

“Nah keduanya adalah contoh dari siklon tropis yang menyebabkan dampak langsung karena tumbuh cukup dekat dengan wilayah daratan Indonesia,” paparnya.

BMKG menjelaskan kondisi utama yang terjadi berupa angin yang sangat kencang hingga lebih dari 60 km per jam dan hujan yang sangat lebat. Bahkan mencapai intensitas ekstrim yang terjadi dalam durasi panjang hingga dapat menimbulkan kerusakan bangunan dan infrastruktur. Serta bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor.

Sementara dampak langsung di lautan dari siklon tropis adalah gelombang badai atau storm surge yang dapat mencapai ketinggian lebih dari 3 meter yang tentunya dapat membahayakan transportasi laut dan merusak wilayah pesisir pantai.

Kemudian yang kedua adalah dampak tidak langsung. Dampak tidak langsung adalah dampak yang paling banyak terjadi di Indonesia. Terutama ketika ada siklon tropis yang terbentuk di sekitaran wilayah perairan Australia maupun di wilayah perairan Filipina.

Siklon-siklon tropis ini, jelas BMKG, dapat mempengaruhi pola angin di Indonesia sehingga dapat membentuk daerah pertemuan angin yang biasanya terdapat di ekor siklon tropis atau daerah belokan angin.

“Kedua hal tadi dapat meningkatkan pertumbuhan awan-awan hujan sehingga potensi bencana seperti banjir bandang dan tanah longsor juga akan meningkat,” paparnya.

Tidak hanya hujan, dampak tidak langsung siklon tropis juga dapat menyebabkan suatu wilayah menjadi cerah dan kering. Ini diakibatkan oleh siklon tropis yang menyerap persediaan udara lembab yang terdapat dalam radius tertentu di sekitarnya. Sehingga daerah-daerah siklon tropis ini, kondisi cuacanya cenderung cerah dan kering.

“Contoh dari dampak tidak langsung ini kerap dialami di Kalimantan Utara dan Sulawesi Utara saat ada siklon tropis aktif di wilayah perairan Filipina,” ungkap BMKG.

Dampak langsung maupun tidak langsung siklon tropis tetap saja perlu diwaspadai. “Untuk itu harus selalu siap siaga ketika BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem terkait siklon tropis,” tegasnya.

(Khafid Mardiyansyah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement