Sementara itu pelatih sepatu roda komunitas Mafest Badai Rizky menyatakan, ingin memberikan pengalaman baru yang tersendiri bagi anak didiknya. Apalagi menjelang peringatan Hari Kartini sekaligus menunggu waktu berbuka puasa.
"Kita ingin mengajak anak-anak mengeksplor bakatnya lebih dalam, dan mengingat perjuangan Ibu Kartini waktu dulu. Kedua kita ingin melakukan sesuatu yang unik saja kan belum pernah ada pakai baju kebaya sambil main sepatu roda, sambil menunggu buka puasa ngabuburit istilahnya, kita berlatih juga untuk menambah imunitas tubuh di tengah pandemi Covid ini," terangnya.
Dikatakan Badai ada 12 anak didiknya perempuannya yang mengikuti latihan menggunakan busana kebaya dan kain jarik di trotoar Jalan Ijen ini. Dimana biasanya mereka berlatih di sebuah mal di Jalan Veteran, Kota Malang, dengan pakaian yang standar digunakan berlatih sepatu roda. Jika pun berlatih di luar mal, biasanya tetap menggunakan kostum standar olahraga sepatu roda.
"Kalau pakai baju kebaya memperingati Hari Kartini tahun ini baru pertama kali. Kalau latihan rutin kita di Matos, seminggu empat kali hari Senin, Kamis, Sabtu, dan Minggu jam 2 - 5 sore, kalau di luar pakai kebaya peringatan Kartini ini baru pertama kali," bebernya.
Ia menambahkan ada 12 anak didiknya dari usia 4 tahun hingga tertua 12 tahun yang berpartisipasi di latihan sepatu roda mengenakan baju kebaya dan bawahan kain jarik kali ini.
"Kalau total anggota komunitas kami ada 49 anak, cuma yang ikut latihan sore ini ada 12 anak, termuda usianya 4 tahun tertua 12 tahun. Kalau anggota total di komunitas tertua usia 20-an, paling kecil usia 4 tahun," kata Badai kembali.
Pihaknya ingin menyampaikan pesan ke masyarakat utamanya pengguna jalan yang melintas, supaya tetap menjaga imunitas tubuh dengan berolahraga. Dimana sepatu roda merupakan salah satu olahraga alternatif yang bisa dilakukan.
"Selain itu kami juga mengingatkan masyarakat, agar baju kebaya yang menjadi budaya kita jangan sampai terlupakan," tukasnya.
(Angkasa Yudhistira)