Chowdhury menampilkan dirinya sebagai sosok "underdog" yang berani melawan lembaga medis yang bermaksud menipu publik.
Dia menegaskan bahwa covid-19 "sama seperti flu biasa", meskipun faktanya virus itu jauh lebih mematikan.
Kendati ada banyak bukti yang menunjukkan sebaliknya, ia mengeklaim bahwa masker tak membantu menghentikan penyebaran virus dan justru akan membuat para pemakainya sakit.
Dia telah mengooptasi kata dalam bahasa Urdu azaadi, yang berarti "kebebasan" - seruan yang menggema di banyak komunitas tertindas di India, untuk slogannya "masks se azaadi" ("kebebasan dari masker").
Dalam salah satu buku elektronik tentang virus corona buatannya, Chowdhury menawarkan 100.000 rupee, atau sekitar Rp18 juta, bagi siapa pun yang "bisa membuktikan bahwa vaksin telah membantu dengan cara apa pun".
Tentu saja, ada literatur penelitian medis yang sangat banyak selama beberapa dekade yang mendokumentasikan bagaimana vaksin telah membantu mengendalikan dan bahkan memberantas penyakit di seluruh dunia.
Tapi Chowdhury mengabaikannya sepenuhnya.