Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Hamas Melawan Israel dengan Hujan Roket, Bagaimana Kekuatan dan Daya Jangkaunya?

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Jum'at, 14 Mei 2021 |00:11 WIB
Hamas Melawan Israel dengan Hujan Roket, Bagaimana Kekuatan dan Daya Jangkaunya?
Rudal Hamas. (Foto: Getty Images via BBC)
A
A
A

Militer Israel juga menyebut bahwa 90% dari semua rudal yang mencapai Israel dapat dicegat sistem anti-rudal Kubah Besi mereka.

Namun, sistem antirudal yang melindungi kota Ashkelon tampaknya tidak berfungsi akibat kerusakan teknis. Artinya, di balik keberhasilan teknisnya yang luar biasa itu, sistem itu bukan layar antirudal.

Untuk mengantisipasi tembakan rudal, hanya ada pilihan terbatas. Anda dapat menggunakan pertahanan antirudal. Anda bisa juga menyerang persediaan dan fasilitas produksi lawan.

Secara teori Anda juga dapat melakukan operasi darat untuk mendorong peluncur rudal kembali ke luar jangkauan efektif.

Namun semua itu tidak mungkin dilakukan dalam konflik ini. Palestina rentan karena strategi mereka tidak memiliki kedalaman strategis. Mereka juga tidak miliki tempat lain untuk berlindung.

Operasi darat untuk menahan tembakan rudal dimungkinkan. Tetapi seperti yang ditunjukkan dalam serangan besar terakhir Israel ke Gaza pada tahun 2014, korban jiwa yang muncul akan sangat besar.

Selama serangan Israel tahun 2014, 2.251 warga Palestina, termasuk 1.462 warga sipil, tewas, sementara di pihak Israel 67 tentara dan enam warga sipil tewas.

Siklus saling menembakkan roket, respons dan serangan yang terus berulang ini tidak akan meningkat ke tahap selanjutnya.

Paling-paling, masa tenang akan bergulir sebelum konflik berikutnya dimulai kembali.

Banyak pakar menilai ketegangan di Yerusalem adalah pemicu eskalasi saat ini. Sebuah sinyal sekali lagi bahwa perselisihan Israel-Palestina tidak dapat diabaikan.

Walau begitu, seiring semakin banyaknya negara Arab yang berdamai dengan Israel,dan saat warga Palestina terpecah secara politik, serta karena masalah ini tidak jadi agenda utama pemimpin Israel, sulit melihat bagaimana upaya menuju perdamaian dapat dibuat. 

Butuhkan kemajuan nyata di lapangan, upaya kuat dan berkelanjutan dari pihak luar. Namun faktor-faktor itu sepertinya belum terlihat. 

---

Jonathan Marcus adalah pengamat hubungan internasional dan mantan koresponden isu pertahanan-diplomatik untuk BBC News

(Qur'anul Hidayat)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement