NEW YORK - Untuk menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza dan kekerasan di kawasan itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mendesak Majelis Umum PBB melaksanakan tiga hal.
“Hari ini, saya hadir di sini untuk berjuang demi kemanusiaan. Hari ini, saya hadir di sini untuk berjuang bagi keadilan masyarakat Palestina,” ungkap Retno di awal pidatonya dalam pertemuan PBB.
Retno menegaskan, dirinya hadir untuk menyerukan penghentian kekerasan dan adanya gencatan senjata, untuk menyelamatkan nyawa mereka yang tidak bersalah, termasuk perempuan dan anak-anak.
“Keamanan dan kesejahteraan manusia selalu menjadi prioritas utama kita. Saya yakin bahwa kita semua tersentuh ketika melihat gambar-gambar bayi berusia dua bulan yang terluka dan dikeluarkan dari reruntuhan di saat keluarganya terbaring tanpa nyawa,” papar dia.
Retno menambahkan, “Satu pertanyaan yang harus kita tanyakan pada diri kita sendiri yaitu: berapa lama lagi kita akan membiarkan kejahatan tersebut berlangsung. Kita semua memahami bahwa konflik ini bersifat asimetris, antara Israel, Negara Penjajah dan penindas serta bangsa Palestina, yang diduduki, yang terus menerus ditindas.“
“Penjajahan adalah inti masalahnya. Masyarakat internasional berutang kepada bangsa Palestina: Sebuah kemerdekaan bangsa Palestina yang terus tertunda, untuk hidup berdampingan dan setara dengan kita semua,” papar Retno.
Dia menjelaskan, “Pendudukan dan agresi Israel yang terus berlangsung tidak hanya patut dikecam tetapi juga merupakan bentuk pelanggaran berat hukum internasional yang memerlukan aksi dari kita.”
“Untuk itu, saya menyerukan kepada Majelis Umum PBB untuk mengambil tiga langkah konkrit. Pertama, hentikan kekerasan dan aksi militer untuk mencegah jatuhnya lebih banyakkorban jiwa. Di saat yang sama, Majelis Umum PBB harus menuntut adanya gencatan senjata segera, tahan lama, dan dihormati secara penuh,” papar dia.
Dia menambahkan, “Segala cara harus dilakukan, untuk segera meredakan situasi, seiring dengan dukungan kita terhadap upaya maksimal yang dilakukan oleh Sekretaris Jenderal. Selain itu, kita harus dapat mencegah terulangnya kejahatan ini di masa depan.”