NAGOYA - Seorang masinis kereta peluru Shinkansen di Jepang meninggalkan kokpit untuk menggunakan toilet saat kereta berjalan dengan kecepatan 150 kilometer per jam membawa sekira 160 penumpang.
Menurut keterangan perusahaan kereta Central Japan Railway Co.,Kamis (20/5/2021) masinis berusia 36 tahun itu keluar dari kokpit kereta Hikari No. 633 selama sekitar tiga menit setelah meminta seorang kondektur untuk menggantikannya. Insiden itu terjadi di kereta Shinkansen yang melaju antara stasiun Atami dan Mishima stasiun di Prefektur Shizuoka pada Minggu (16/5/2021) sekira pukul 8.15 pagi.
BACA JUGA: Kereta Jepang Berhenti karena Penumpang Batuk Tanpa Masker, Begini Kronologinya
Si Kondektur, yang juga berusia 36 tahun, tidak memiliki izin untuk mengemudikan kereta peluru.
Perusahaan kereta yang juga dikenal dengan nama JR Central itu menyatakan bahwa insiden ini merupakan contoh pertama seorang pengemudi di jalur kereta peluru meninggalkan kokpit Saat kereta melaju kencang dengan penumpang di dalamnya. Meskipun ada kasus serupa pada 2001, pengemudi saat itu sedang mengoperasikan kereta peluru yang sedang tidak digunakan.
JR Central melaporkan insiden itu ke Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata, dengan mengatakan itu adalah pelanggaran peraturan kementerian.
Menyusul laporan tersebut, Masahiro Hayatsu, seorang pejabat senior JR Central, mengatakan pada konferensi pers, "Itu adalah tindakan yang sangat tidak pantas. Kami minta maaf."
BACA JUGA: Kereta Peluru di Jepang Melaju 280 Km/Jam dengan Pintu Terbuka
Perusahaan sedang mempertimbangkan untuk mengambil tindakan hukuman terhadap pengemudi dan kondektur.
Seorang pejabat kementerian transportasi juga mengatakan "sangat disesalkan bahwa peraturan pemerintah tidak sepenuhnya dipatuhi" dan "keselamatan adalah prioritas karena (kereta peluru) membawa nyawa masyarakat."
Kereta peluru Jepang dapat berjalan sambil melambat secara bertahap jika tidak ada pengemudi, dan secara otomatis berhenti dalam keadaan darurat.