 
                JAKARTA - Budayawan Betawi (Alm) Alwi Shahab, menulis bahwa satu di antara ilmu kesaktian yang dipelajari Si Pitung alias Bang Pitung disebut rawa rontek. Gabungan antara tarekat Islam dan jampe-jampe Betawi.
Dengan menguasai ilmu ini Pitung dapat menyerap energi lawan-lawannya, seolah-olah lawan-lawannya itu tidak melihat keberadaan Bang Pitung.
Karena itu dia digambarkan seolah-olah dapat menghilang. Menurut cerita rakyat, dengan ilmu kesaktian rawa rontek-nya itu, Bang Pitung tidak boleh menikah. Karena sampai hayatnya ketika ia tewas dalam menjelang usia 40 tahun Pitung masih tetap bujangan.
Kabarnya, pemerintah Hindia Belanda percaya pada cerita itu sehingga ketika Pitung tertangkap ,tubuhnya dimutilasi.
Baca Juga: Masjid Si Pitung, Situs Bersejarah di Pesisir Jakarta
Terdapat beberapa versi tentang kuburan Pitung. Kabarnya badannya dibelah , dikubur di beberapa tempat seperti Jembatan Lima dan pulau Onrust. Tujuannya supaya badannya tidak menyatu lagi karena pitung punya ilmu rawe rontek, mati bisa hidup lagi.
Sedang di sisi kanan depan gedung Telkom, Jalan Palmerah Utara No. 80 Kebayoran Lama, Jakarta Barat juga dipercaya makam Pitung.
Di sana terdapat serumpun bambu. Di bawah rumpun bambu itu, di tanah seluas tak lebih dari 3x5 m2 terdapat sebuah kuburan berpagar besi. Di makam yang hanya dipisahkan saluran air dengan lebar satu meter dari jalan raya.
Meski tidak ada bukti otentik, seperti batu nisan yang memberikan informasi tentang siapa yang dimakamkan, Bachtiar, pengurus Sanggar Betawi si Pitung yang juga pesilat Betawi, Cingkrik percaya pada cerita orang tua jaman dulu.
"Dari cerita orang tua dulu,itu adalah kuburan Pitung. Bahkan konon katanya yang dikubur adalah tubuh bagian bawah Pitung,” ujarnya.