Sejumlah kegiatan tersebut dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan para santri dan tenaga pengajar serta sterilisasi tempat belajar sebelum dimulainya pembelajaran.
Syukron mengatakan proses pembelajaran di Pondok Pesantren telah menerapkan sistem tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak aman dan mencuci tangan dengan sabun.
Tidak hanya itu, sebelum melakukan pembelajaran tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan setiap anak yang hendak masuk ke pondok pesantren harus dikarantina oleh orang tua murid di rumah dan pondok pesantren.
"Selain menerapkan protokol kesehatan, anak yang hendak masuk pondok diatur secara bertahap. Setelah dikarantina lima hari dan diketahui tidak ada penyakit langsung dicampur. Yang tidak baik itu yang sehat campur dengan tidak sehat, kalau sehat dengan yang sehat tidak ada masalah," jelasnya.
Dia menilai komitmen menjaga kesehatan tidak bisa hanya dibebankan kepada orang tua santri atau hanya kepada lembaga pendidikan namun juga pada santri itu sendiri. Santri harus diberi pengetahuan tentang menjaga kesehatan.