PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un membuat penampilan publik pertamanya setelah sebulan absen di muka umum. Ketidakhadirannya sempat memicu kekhawatiran kesehatan.
Media pemerintah dalam kediktatoran tertutup menunjukkan Kim sedang melakukan pertemuan partai membahas cara-cara untuk memperbaiki ekonomi negara yang memburuk. Negara ini menghadapi salah satu krisis ekonomi terburuk dalam 73 tahun sejarahnya di tengah kekurangan pangan dan meningkatnya pengangguran dan tunawisma.
Menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), dengan mengenakan setelan khasnya, Kim mengatakan sudah waktunya untuk mengambil langkah-langkah menuju langkah-langkah tambahan negara untuk memecahkan masalah yang tertunda yang mendesak untuk pekerjaan ekonomi dan kehidupan masyarakat.
KCNA mengatakan pertemuan Komite Sentral akan diadakan sekitar awal Juni untuk menanggapi krisis ekonomi.
Penampilan publik terakhir tiran Kim adalah pada 6 Mei lalu, ketika ia berpose untuk sebuah foto selama pertemuan keluarga militer.
(Baca juga: Tabrakan 2 Kereta Ekspress Tewaskan Setidaknya 30 Orang, Puluhan Luka-Luka)
NK News melaporkan ketidakhadiran Kim baru-baru ini diperkirakan karena Covid-19.
Kesehatan Kim telah menjadi rahasia yang dijaga ketat dalam beberapa tahun terakhir, yang hanya diketahui oleh beberapa orang di lingkaran dalamnya.
Ketidakhadiran sang diktator terlama adalah pada tahun 2014 dan ketika dia muncul kembali dia berjalan dengan tongkat.
Hal itu menyebabkan orang berspekulasi bahwa dia mungkin menderita asam urat karena pola makannya yang buruk.
NK News mengatakan ketidakhadirannya ini adalah yang ketujuh sejak tahun 2020, dengan tindakan menghilangnya menjadi lebih sering sejak awal pandemi.
(Baca juga: Israel Bebaskan Aktivis Pengusiran Paksa Setelah Ditangkap Selama Berjam-jam)
Diketahui, (Korut) kerap mengambil sikap ‘datar’ selama pandemi virus corona, diperburuk oleh sanksi Amerika Serikat (AS) dan kurangnya kesepakatan perdagangan dengan sekutu dekat China.
Korut dengan cepat menutup perbatasannya dan mungkin mendapati sistem medis yang kekurangan dana dan sangat ketinggalan zaman kewalahan oleh virus.
Pyongyang mengklaim tidak memiliki kasus Covid-19 yang tercatat. Meskipun demikian, Korut mengajukan aplikasi untuk vaksin virus corona.
(Susi Susanti)