Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Di Negara Ini, Menari Jadi Terapi Bagi Korban Pemerkosaan

Agregasi VOA , Jurnalis-Selasa, 15 Juni 2021 |06:53 WIB
Di Negara Ini, Menari Jadi Terapi Bagi Korban Pemerkosaan
Menari menjadi metode terapi bagi korban kekerasan seksual (Foto: Reuters)
A
A
A

KONGO - Di sebuah pusat rehabilitasi di Bukavu, Republik Demokratik Kongo, menari ditawarkan sebagai salah satu metode terapi bagi perempuan korban kekerasan seksual.

Amia Lusambo, seorang penari, tahu bahwa ia harus melakukan sesuatu setelah melihat sejumlah perempuan korban kekerasan seksual di Rumah Sakit Ponzi seolah tenggelam dalam trauma mereka. Mereka sering tercenung dalam diam, dan tidak bisa mengekspresikan perasaan mereka.

Lusambo pun menawarkan kelas tari di pusat rehabilitasi yang menjadi bagian dari rumah sakit itu. Hasilnya, perempuan-perempuan itu bisa kembali tersenyum dan menemukan kedamaian.

"Saya mulai melakukan ini karena perempuan-perempuan yang datang ke fasilitas kami dalam keadaan diam. Mereka diperkosa di usia muda dan mereka tidak tahu bagaimana mengekspresikan diri," terangnya.

Rumah Sakit Ponzi didirikan oleh Denis Mukwege, seorang ginekolog Kongo yang meraih Nobel Perdamaian pada 2018 atas usahanya mengakhiri penggunaan kekerasan seksual sebagai senjata perang dan konflik bersenjata.

(Baca juga: Putin Bantah Klaim AS tentang Serangan Siber)

Menurut pihak berwenang rumah sakit itu, mereka telah merawat puluhan ribu penyintas kekerasan seksual dalam 20 tahun operasinya.

Mukwege sendiri mendorong prakarsa Lusambo. “Lebih dari 60.000 perempuan telah dirawat di sini. Kami menawarkan perawatan holistik, yang berarti kami tidak hanya melakukan perawatan medis. Kami juga melakukan perawatan psikologis, kami mendukung perempuan untuk mengintegrasikan mereka kembali ke masyarakat dengan memberdayakan mereka. Secara ekonomi kita dukung mereka. Lalu pilar keempat dari kepedulian holistik kita adalah kita mendampingi mereka di hadapan hakim,” lanjutnya.

Seorang perempuan berusia 20 tahun di kelas Lusambo mengatakan menari telah membebaskannya perasaan nyeri dan ketakutan yang dipendamnya dalam-dalam. Menari, katanya, memungkinkannya untuk tidur dengan tenang dan tersenyum lagi.

(Baca juga: Pengakuan Mantan Bos Mata-mata Israel Ungkap Operasi Intelijen Lawan Iran)

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement