DEVON - Lonceng gereja di desa Devon yang indah telah ‘dibungkam’ untuk pertama kalinya dalam 110 tahun setelah satu keluhan, diyakini dari seseorang yang baru saja pindah ke daerah tersebut.
Lonceng Gereja All Saints di Kenton telah berbunyi seperempat jam sejak tahun 1910. Namun seorang penduduk baru-baru ini membuat keluhan resmi pertama tentang kebisingan tersebut. Mereka dilaporkan mengatakan kepada Dewan Distrik Teignbridge bahwa lonceng itu "membahayakan kesehatan mental mereka".
"Kami memahami satu orang telah mengeluh tetapi kami tidak tahu siapa itu,’ terang Ketua dewan paroki Kenton Chris Thompson.
"Kekhawatiran kami adalah bahwa sesuatu yang merupakan tradisi lama dapat dibungkam oleh satu orang,” lanjutnya.
Dia menambahkan bahwa mekanisme permanen dapat dipasang untuk menghentikan jam berdentang antara jam 23.00 waktu setempat dan jam 07.00 waktu setempat. Namun sistem ini akan menelan biaya sekitar 2.000 euro (Rp34,5 juta).
Pendeta lokal, Pendeta John Williams, mengatakan jam itu sekarang telah dilengkapi dengan bantalan untuk "mencoba meredam suara".
(Baca juga: Astronot Rusia 'Menangis dan Marah' Ketika Tubuhnya Terbakar Saat Jatuh ke Bumi)
"Sementara beberapa penduduk Kenton tidak keberatan mendengar jam berdentang di malam hari dan merasa nyaman, kami tetap berkewajiban untuk mematuhi hukum,” jelasnya.
Thompson menjelaskan dewan gereja tidak mampu membayar perbaikan yang lebih permanen karena mereka juga harus membayar perbaikan atap yang mahal.
"Sebagai dewan paroki, kami dapat memberikan sejumlah uang dengan cara mereka, tetapi itu akan menyedot uang dari hal-hal yang sangat perlu kami lakukan sendiri," katanya.
(Baca juga: Mesir Tegakkan Hukuman Mati untuk 12 Tokoh Senior Ikhwanul Muslimin)