Menurut data dari Universitas Johns Hopkins, terlepas dari semua kemajuan yang telah dibuat negara itu dalam beberapa bulan terakhir untuk mengurangi jumlah kematian, kasus, dan rawat inap Covid-19, AS baru-baru ini melampaui tonggak sejarah suram 600.000 kematian Covid-19,
Tetapi Gedung Putih bergerak maju dengan menggembar-gemborkan kemajuan yang dibuat dalam memerangi pandemi. Perayaan 4 Juli di South Lawn akan menjadi acara tatap muka terbesar di Gedung Putih sejak Biden menjabat. National Mall juga akan dibuka untuk pesta kembang api tradisional tanggal 4 Juli mendatang
Selain fokus untuk membuat orang AS, pemerintahan Biden juga baru-baru ini mengumumkan akan menginvestasikan lebih dari USD3 miliar (Rp43 triliun) dari American Rescue Plan untuk mempercepat penemuan, pengembangan, dan pembuatan obat-obatan antivirus Covid-19. Antivirus ini dapat mencakup pil yang dapat dengan mudah dibawa pulang pada awal penyakit.
Selain menekankan fokus utamanya adalah memvaksinasi orang AS, baru-baru ini Gedung Putih telah membuat beberapa pengumuman tentang rencananya untuk menyumbangkan vaksin Covid-19 di luar negeri.
Sebagai bagian dari upaya Biden untuk menegaskan kembali kepemimpinan AS di panggung dunia, Presiden mengumumkan awal bulan ini bahwa AS berencana untuk membeli dan menyumbangkan 500 juta dosis vaksin Covid-19 Pfizer secara global. Langkah ini juga akan berfungsi untuk melawan upaya Rusia dan China untuk menggunakan vaksin mereka sendiri yang didanai negara untuk memperluas pengaruh global mereka.
Pemerintahan Biden pada Senin (21/6) juga mengumumkan rencananya untuk mendistribusikan 55 juta dari 80 juta dosis vaksin Covid-19 yang telah dijanjikan Biden untuk dialokasikan pada akhir bulan ini.
Untuk semua 80 juta dosis, Gedung Putih mengatakan 75% akan dibagikan melalui program vaksinasi global yang disebut Akses Global Vaksin Covid-19, atau COVAX, dan 25% akan dibagikan langsung dengan negara-negara yang membutuhkan.
(Susi Susanti)