Pada Senin (28/6), 23 juta orang di Rusia - negara berpenduduk sekitar 146 juta - telah divaksinasi dengan setidaknya satu dosis, kata menteri kesehatan kepada media pemerintah. Menurut angka yang dirilis oleh pemerintah pekan lalu, sekitar 16,7 juta orang telah mendapatkan kedua suntikan tersebut. Ini berarti sekitar 11% dari populasi. Sekitar 46% orang di AS telah divaksinasi lengkap. Di Inggris, sekitar 48%.
Menurut angka resmi negara, pada Senin (28/6), Rusia telah melaporkan 5.472.941 kasus virus corona dan 133.893 kematian. Meskipun jumlah sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi karena cara Rusia mengklasifikasikan kematian akibat virus corona.
Meskipun pandemi telah menghantam Rusia, gagasan untuk dipaksa melakukan vaksinasi tidak populer.
Sementara pemerintah Rusia bersikeras belum memperkenalkan skema vaksinasi wajib, kesaksian dari pekerja biasa - yang tidak ingin nama lengkap mereka digunakan - menunjukkan adanya tekanan dan urgensi yang besar untuk mendapatkan vaksinasi secara menyeluruh.
Di antara orang-orang yang berbaris di luar pusat vaksinasi di seberang Taman Gorky di terik pada Juni lalu adalah orang-orang yang bekerja di bidang perhotelan, konstruksi dan bisnis, serta mahasiswa. Seorag resepsionis mengatakan kepada CNN bahwa dalam beberapa hari terakhir orang-orang telah mengantre antara jam 08.00 pagi hingga waktu tutup pada jam 22.00 waktu setempat.
"Saya harus divaksinasi karena pekerjaan saya, karena saya bekerja di industri katering," kata bartender Dmitry, 29, yang sedang menunggu suntikan pertamanya.
"Tetapi saya tahu bahwa saya harus melakukan ini dengan satu atau lain cara. Cepat atau lambat mereka akan menekan semua orang ke titik bahwa kita semua harus melakukannya," katanya kepada CNN, tanpa memberikan nama lengkapnya.
Hal senadang diungkapkan Yegor, seorang spesialis IT. Meskipun tidak memiliki peran menghadapi klien, dia mengatakan dia tidak punya pilihan lain selain divaksin.
"Mereka memberi tahu saya di tempat kerja bahwa saya perlu [mendapatkan vaksinasi],” ujarnya.
"Saya benar-benar berpikir itu buruk bahwa mereka melakukan ini. Itu seharusnya sukarela, padahal sebenarnya itu 'sukarela-wajib,'" kata Yegor kepada CNN, merujuk pada istilah ironis yang mengacu pada era Soviet yang berarti orang memiliki kehendak bebas, tetapi pada kenyataannya tidak punya pilihan selain menuruti apa yang diinginkan pihak berwenang.