Maka Soeharto merasa bersyukur, bisa bersembahyang beberapa kali dengan mengarah ke semua arah, ke utara, lalu ke selatan, timur, dan barat, sesuai dengan petunjuk yang Soeharto dapatkan. Setiap kali dua rakaat. Sungguh, dirinya merasa bersyukur.
Orang bertanya, apakah Soeharto waktu berada di dalam Ka’bah itu menemukan perasaan khusus? Terus terang mesti menjawab, tidak.
"Sebabnya, karena saya merasa di mana pun saya selalu berusaha dekat dengan Tuhan. Tidak hanya waktu berada di dalam Ka’bah saja. Saya selalu melatih diri supaya dekat dengan Tuhan," ungkap dia.
(Widi Agustian)