PYONGYANG - Menurut mata-mata Korea Selatan, pemimpin Korea Utara yang kontroversial Kim Jong-un kehilangan berat badan hingga 20 kilogram (kg) selama diet melelahkan yang didorong karena kekhawatiran akan kesehatannya.
The Mirror melaporkan diktator itu tampaknya menghilang dari sorotan untuk sementara waktu, tetapi telah muncul kembali dalam beberapa pekan terakhir tampak lebih ramping, dengan laporan menunjukkan dia telah mengunjungi retret kebugaran rahasia.
NK News menyatakan Badan Intelijen Nasional (NIS) di Korea Selatan mengatakan Jong-un telah kehilangan sekitar 20 kg.
Anggota parlemen Kim Byeong-kee, anggota komite intelijen negara itu, mengatakan NIS melaporkan bahwa pemimpin "baru-baru ini kehilangan sekitar 10 hingga 20 kilogram berat badan, dan sedang melakukan kegiatan pemerintahan yang normal".
Menurut outlet berita, pernyataan itu menunjukkan bahwa Korea Selatan memperhatikan berat badan Jong-un.
Pria berusia 37 tahun itu telah mengalami obesitas untuk waktu yang lama dan memiliki pola makan yang buruk dari keju Swiss, kaviar, lobster dan anggur, serta kebiasaan merokok yang berat.
Namun, foto-foto yang diterbitkan kantor berita resmi Pyongyang KCNA pada Juni lalu menunjukkan Kim tampak lebih kecil dan kurus.
Ini awalnya memicu kekhawatiran bahwa dia tidak sehat. Dalam siaran publik tentang kesehatan diktator, media pemerintah menyebut kondisinya "kurus".
"Melihat pemimpin yang dihormati (Kim Jong Un) tampak kurus sangat menghancurkan hati rakyat kami," kata seorang pria yang tidak disebutkan namanya di Pyongyang.
"Semua orang mengatakan bahwa air mata mereka mengalir,” lanjutnya.
Badan Intelijen Nasional di Korea Selatan memperkirakan berat badan Kim tercatat di angka 140 kg tahun lalu, dan ini merupakan angka paling berat sejak kepemimpinannya dimulai pada 2011.
Analis mengatakan pemerintahnya menggunakan penampilannya yang lebih ramping untuk memuliakannya sebagai pemimpin "berbakti, pekerja keras" di tengah krisis pangan negara itu.
"Pesan yang dikirim Pyongyang adalah bahwa Kim adalah seorang pemimpin yang bekerja sangat keras untuk rakyatnya bahkan sampai tingkat dia melewatkan makan dan menurunkan berat badan,” terang pembelot Ahn Chan-il.
Kim sebelumnya mengatakan ekonomi yang dikelola negara tidak dapat memberi makan warganya di tengah kelaparan yang meningkat, mengakui situasinya "menjadi tegang".
Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) mengatakan negara itu hanya memiliki persediaan dua bulan tersisa.
Sementara itu, Kim, bagaimanapun, terus mengklaim tidak ada kasus Covid-19 di Korea Utara, meskipun membawa tindakan penguncian yang ketat, termasuk penutupan perbatasan dan pembatasan perjalanan domestik.
(Susi Susanti)