AFGHANISTAN - Afghanistan telah mencopot panglima militernya, karena gerilyawan Taliban terus membuat kemajuan pesat.
Pemecatan panglima militer negara itu, Jenderal Wali Mohammad Ahmadzai, dikonfirmasi kepada BBC pada Rabu (11/8). Dia baru menjabat sejak Juni lalu.
Penggantinya nanti harus berurusan dengan meningkatnya kekerasan di seluruh negeri, karena Taliban melanjutkan serangan mereka. Pasukan AS dan asing lainnya telah ditarik setelah 20 tahun operasi militer.
Para pemberontak kini telah menguasai setidaknya sembilan dari 34 ibu kota provinsi negara itu.
Pertempuran sengit dilaporkan terjadi pada Rabu (11/8) di kota Kandahar dan Ghazni.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih dari 1.000 warga sipil telah tewas di Afghanistan dalam sebulan terakhir.
(Baca juga: Politisi Kaya Raya Ini Bunuh Pria yang Dikira Beruang)
Presiden Ashraf Ghani sebelumnya terbang ke kota utara Mazar-i-Sharif - yang secara tradisional merupakan benteng anti-Taliban - untuk mencoba mengumpulkan pasukan pro-pemerintah.
Pada Rabu (11/8), Presiden Ghani mengadakan pembicaraan krisis di Mazar-i-Sharif dengan panglima perang etnis Uzbekistan Abdul Rashid Dostum dan pemimpin etnis Tajik terkemuka Atta Mohammad Noor tentang mempertahankan kota.
"Taliban telah datang ke utara beberapa kali tetapi mereka selalu terjebak,” terang Dostum, seorang komandan veteran.
(Baca juga: Kisah Anak-Anak Miskin Sekolah di Bus Keliling Saat Pandemi Covid-19)
Wartawan BBC Ethirajan Anbarasan mengatakan selama bertahun-tahun, Ghani mencoba mengesampingkan para panglima perang dalam upaya untuk meningkatkan Tentara Nasional Afghanistan, dan sekarang dia berpaling kepada mereka pada saat dibutuhkan.