Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kerajaan Perlak : 'Memanas' Lantaran Beda Aliran hingga Bersatu dengan Kerajaan Samudra Pasai

Tim Okezone , Jurnalis-Sabtu, 21 Agustus 2021 |08:30 WIB
 Kerajaan Perlak : 'Memanas' Lantaran Beda Aliran hingga Bersatu dengan Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Islam di Nusantara (foto: ist)
A
A
A

Kedua kepemimpinan tersebut bersatu kembali ketika salah satu dari kedua pemimpin wilayah tersebut, yaitu Sultan Alaiddin Syed Maulana Syah meninggal. Ia meninggal ketika Perlak berhasil dikalahkan oleh Kerajaan Sriwijaya. Kondisi perang inilah yang membangkitkan semangat bersatunya kembali kepemimpinan dalam Kesultanan Perlak.

Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat, yang awalnya hanya menguasai Perlak di pedalaman kemudian ditetapkan sebagai Sultan ke-8 pada Kesultanan Perlak. Ia melanjutkan perjuangan melawan Sriwijaya hingga tahun 1006.

Sultan melakukan politik persahabatan dengan negeri-negeri tetangga untuk memperkuat kekuatan guna menghadapi serangan dari Kerajaan Sriwijaya. Sultan juga menikahkan dua putrinya dengan para pemimpin kerajaan tetangga, seperti Putri Ratna Kamala dinikahkan dengan Raja Kerajaan Malaka, Sultan Muhammad Syah (Parameswara), dan Putri Ganggang dinikahkan dengan Raja Kerajaan Samudra Pasai, Malik Al-Saleh.

Kesultanan Perlak berakhir setelah sultan yang ke-18, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat meninggal pada tahun 1292. Kesultanan Perlak pun pada akhirnya menyatu dengan Kerajaan Samudra Pasai di bawah kekuasaan Samudera Pasai yang memerintah pada saat itu, Sultan Muhammad Malik Al Dhahir yang juga merupakan putra dari Malik Al-Saleh. Pada masa ini, berakhirlah Kerajaan Perlak. (din)

(Rani Hardjanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement