Sementara itu, seorang sumber yang mengetahui situasi tersebut mengatakan kepada CNN jika upaya untuk membuka kembali bandara Kabul dilanjutkan pada Rabu (1/9) ketika tim ahli teknis Qatar tiba di ibukota Afghanistan.
Sumber itu mengatakan bahwa tim teknis melakukan perjalanan ke Kabul dengan jet Qatar atas permintaan Taliban, dan bahwa sementara belum ada kesepakatan akhir yang dicapai, pembicaraan masih berlangsung di tingkat keamanan dan operasi.
"Tujuannya adalah untuk melanjutkan penerbangan masuk dan keluar dari Kabul untuk bantuan kemanusiaan dan kebebasan bergerak dengan cara yang aman dan terjamin,” terang sumber itu.
Afghanistan sangat bergantung pada bantuan asing, dan Organisasi Kesehatan Dunia dan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) telah berjuang untuk mendapatkan makanan penting dan pasokan medis ke bandara di tengah operasi evakuasi massal.
Bahkan sebelum pergolakan politik beberapa pekan terakhir, Afghanistan mewakili keprihatinan kemanusiaan terbesar ketiga di dunia, dengan lebih dari 18 juta orang membutuhkan bantuan, menurut UNICEF. Tetapi dengan tidak adanya pesawat komersial yang saat ini diizinkan untuk mendarat di Kabul, mendapatkan bantuan akan sulit.
Memulai kembali penerbangan komersial juga akan sangat penting bagi orang-orang yang masih ingin meninggalkan negara itu tetapi tidak berhasil naik pesawat evakuasi militer.
Komando Pusat AS Jenderal Frank McKenzie, pada Senin (30/8) mengatakan lebih dari 123.000 orang dievakuasi oleh pesawat Amerika dan koalisi sejak 14 Agustus.
(Susi Susanti)