Taliban menjanjikan pemerintah "inklusif" yang mewakili berbagai etnis Afghanistan meskipun perempuan tidak mungkin menjabat posisi penting.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Selasa (7/9) dengan hati-hati menanggapi pengumuman pemerintah baru Afghanistan oleh Taliban dan mengatakan bahwa Ankara akan mengikuti arah masa depan Afghanistan.
Dalam komentar pertamanya tentang penunjukan Mullah Mohammad Hassan Akhund sebagai pemimpin Taliban, Erdogan mengatakan tidak tahu berapa lama susunan pemerintahan baru saat ini akan bertahan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin, pada Selasa (7/9) memuji Qatar atas dukungannya selama pengangkutan udara besar-besaran Amerika dari Afghanistan bulan lalu.
Kedua pejabat itu berbicara, Selasa di sebuah konferensi pers di Doha bersama para menteri luar negeri dan pertahanan Qatar.
Blinken mengatakan bahwa Departemen Luar Negeri AS bekerja sama dengan Taliban untuk memfasilitasi penerbangan charter tambahan dari Kabul bagi orang-orang yang ingin meninggalkan Afghanistan setelah kepergian militer dan diplomatik Amerika.
“Kami saat ini sedang melakukan banyak diplomasi terkait hal ini. Kami juga telah terlibat dengan Taliban mengenai topik ini, termasuk dalam beberapa jam terakhir. Mereka mengatakan akan mengizinkan orang-orang dengan dokumen perjalanan pergi dengan bebas. Kita berpegang pada pernyataan tersebut," ujarnya.
Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan masih banyak yang harus dilakukan di bandara internasional Kabul untuk mempersiapkan penerbangan komersial. “Yang sudah diperbaiki adalah menjadikan bandara (Kabul) bisa menerima penerbangan charter. Kita sudah memulai penerbangan bantuan kemanusiaan sebagai uji coba dan perintis," terangnya.
Blinken dan Austin berada di Qatar untuk menyampaikan terimakasih kepada negara Teluk Arab terkait puluhan ribu orang yang berhasil dievakuasi dari Afghanistan setelah Taliban menguasai Kabul pada 15 Agustus.
(Susi Susanti)