(Baca juga: Pemimpin Geng Terkuat Haiti Melarikan Diri di Tengah Kerusuhan Berdarah di Penjara)
Surat itu memuat daftar 28 tuntutan reformasi dan ditandatangani oleh lima narapidana yang menyebut diri mereka Fraksi Pembebasan Attica. Diantaranya terkait masalah kepadatan kapasitas, kondisi hidup yang buruk, dan perlakuan buruk.
Namun, ketegangan meningkat ketika narapidana marah karena merasa bahwa komisaris menunda perubahan.
Pemberontakan pun tak bisa dihindari. Penjara yang dihuni 2.234 narapidana dengan mayoritas narapidana kulit hitam ini penuh dengan darah. .
(Baca juga: Rangkaian Kerusuhan di Penjara Ekuador Tewaskan Setidaknya 75 Orang)