“Bisa dibayangkan korban dan suami, dalam jangka waktu yang lama memakan makanan yang tercampur dengan sperma. Hal ini membuat korban trauma dan merasa tertekan,” tuturnya dikutip Solopos, Senin (13/9/2021).
Baca Juga: 5 Hal Mengerikan jika Terjadi Tsunami Dahsyat 28 Meter di Pacitan
Menurutnya, pelaku sebenarnya sudah memiliki anak dan istri. Namun, tidak dibawa ke Semarang. Adapun alasan pelaku tinggal di kontrakan korban dengan alasan untuk menghemat, padahal korban awalnya sudah menolak.
“Pelaku juga sudah bekerja sebagai dokter dan memiliki klinik di luar Semarang,” tuturnya.
Korban pun memutuskan untuk melaporkan kasus tersebut ke Komnas Perempuan, yang merekomendasikan ke LRCKJHAM pada Desember 2020.
(Arief Setyadi )