JAKARTA - Pasukan elit TNI Angkatan Darat (AD), Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan langganan tetap PBB. Salah satu alasannya karena kemampuan Kopassus mampu diandalkan.
Melansir buku Kopassus untuk Indonesia karya Iwan Sentosa E.A Natanegara, suatu ketika, Kopassus dikirim ke Libanon. Mereka harus berangkat dengan perlengkapan standar pasukan PBB.
Namanya luar negeri bukan Indonesia, kalau sedikit ndeso karena salah perhitungan manusiawi. Sebab, saat mereka dikirim ke luar negeri berbeda dengan masyarakat sipil yang bisa minta contekan ke biro pariwisata.
Baca Juga: Kisah Tentara Tidur di Rumah Rakyat Bikin Ciut Penjarah
Sementara Kopassus harus mengurus dirinya sendiri dan dikirimnya juga ke daerah konflik. Bahkan, yang harus diangkut bukan hanya pakaian, tapi ada buldozer, kendaraan lapis baja hingga bumbu masak.
Dialami Mayor Yudha Airlangga yang kebagian tugas sebagai load officer atau tukang ngepak barang. Dia menceritakan kerepotannya karena hanya diberi buku manual bongkar muat militer Amerika Serikat.
Dalam waktu sehari, dia harus belajar bagaimana memuat ratusan panser, ribuan kotak amunisi, ribuan ransel dan perlengkapan prajurit Indonesia yang akan diberangkatkan ke Libanon sesuai standar pasukan PBB.
Dibantu Staf Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta yang memberikan panduan, semuanya dikerjakan secara kilat. Untuk mengepak barang di dalam kapal dan pesawat harus memperhitungkan titik berat dan diikat rapi. Sebab, bila terjadi pergeseran titik berat saat terjadi ombak besar atau goncangan di udara dapat mengakibatkan kapal dan pesawat celaka.
Baca Juga: Tri Budi Utomo, Jenderal Kopassus Pengaman Presiden Resmi Sandang Bintang Dua