Selain itu, pemerintah perlu mengantisipasi penimbunan jagung di tangan kartel. Hal inilah yang menurut LaNyalla perlu diselesaikan masalahnya oleh pemerintah.
"Impor jagung justru akan bisa mengendurkan semangat petani jagung dalam menanam jagung kembali," ucap dia lagi.
Menurut LaNyalla, selama ini baik petani maupun peternak lebih sering menjadi 'obyek penderita'. Karena itu dia meminta pemerintah memiliki keberpihakan nyata pada peternak dan petani.
"Kita meminta pemerintah memberikan solusi yang tepat untuk kedua pihak. Sehingga kepentingan petani dan peternak dapat berjalan beriringan. Petani terlindungi dengan menjamin harga tidak merugikan dan ketersediaan jagung bagi peternak juga terjaga," ujarnya.
Baca juga: Ketua DPD Minta PGRI Rumuskan Metode Pembelajaran Simpel saat Pandemi
Isu harga jagung viral setelah insiden peternak bernama Suroto membentangkan poster terkait mahalnya jagung ke arah Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Kota Blitar pada Selasa pekan lalu.
Setelah itu Suroto dan perwakilan peternak ayam petelur diundang ke Istana Kepresidenan. Jokowi menyatakan akan mengirimkan jagung sebanyak 30.000 ton ke sentra-sentra peternak ayam dengan harga Rp4.500 per kilogram.
Baca juga: Sesalkan Penolakan Vaksinasi di NTT, Ketua DPD Minta Sosialisasi Digencarkan
(Fakhrizal Fakhri )