“Itu kalau beli jagung dalam skala besar kan bisa menjadi panutan harga, semua akan mengikuti panutan. Jadi harga jagung itu sumber masalahnya ada pada pasar pakan. Ada dominasi pabrik terhadap pasar pakan, mempunyai stok jagung dan itu bisa menpengaruhi harga jagung, sehingga solusinya masalah hubungan antara peternak yang besar dengan kecil supaya take and give, tidak saling mematikan. Ingin kami adalah petani jagung menikmati untung, peternak untung, pabrik juga untung dan konsumen juga enak. Semua seimbang lah,” tuturnya.
Hal yang sama disampaikan Sukarman, Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Kabupaten Blitar. Ia mengungkapkan rasa terima kasih karena mendapatkan distribusi jagung yang pendistribusian dibiayai Kementan. Jagung sudah didrop ke para peternak.
“Terima kasih kami ucapkan untuk Bapak Presiden dan Bapak Menteri yang telah membantu penyediaan jagung, hari ini datang 100 ton di dua titik. Kami menunggu pengiriman berikutnya, sekali lagi terima kasih,” ujar Sukarman.
Sementara itu, Suprans, salah satu petani jagung Blitar berharap untuk menjamin pasokan jagung bagi peternak mandiri, produksi petani dapat ditampung semua sehingga nantinya tidak ada masalah kelangkaan stok jagung untuk pakan.
“Kalau perlu penambahan lagi kami akan dukung, kami perlu pipanisasi untuk pengairan supaya petani bisa tanam jagung untuk cukupi kebutuhan peternak yang lebih banyak,” ucap Suprans.