MAKKAH - Dua warga negara Indonesia (WNI) dilaporkan masuk dalam jamaah pertama yang beribadah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, setelah tempat suci umat Islam ini dibuka dalam kapasitas penuh. Mereka mengatakan pengalaman mereka "luar biasa" dan mengharukan.
Ahmad Thobibuddin dan Abdul Jalil Abdullah Musfi, termasuk di antara ribuan jemaah pertama di Masjidil Haram setelah protokol kesehatan (prokes) dicabut. Langkah yang sama juga dilakukan di Masjid Nabawi di Madinah setelah hampir satu setengah tahun ditutup dan dibatasi karena pandemi Covid-19.
"Masuk Masjidil Haram hanya ditanya [aplikasi] Tawakalna, sudah divaksin dua kali dan (dipastikan) tak ada penyakit. Masuk gampang, pintu di halaman tak ada pemeriksaan," kata Thobibuddin, kepada BBC News Indonesia, Senin (18/10).
(Baca juga: Menengok Sholat Subuh Pertama Tanpa Jaga Jarak di Masjidil Haram)
Thobibuddin mengatakan ia melakukan iktikaf saat Zuhur, Asar, dan Magrib, dan jamaah tak diminta keluar masjid. "Bebas, salat juga rapat, tak ada jaga jarak," imbuhnya.
"Alhamdulilah, semua bergembira. Buka masker di jalan sudah bebas, kecuali di tempat yang banyak orang, masih dianjurkan pakai masker," lanjutnya.
Ia menuturkan situasinya belum sepadat seperti sebelum pandemi Covid 19, karena negara-negara di luar Saudi, belum banyak yang masuk, termasuk dari Indonesia.
(Baca juga: Masjidil Haram Resmi Dibuka untuk Sholat Berjamaah Kapasitas Penuh)
"Tapi negara-negara Teluk, saya lihat jemaahnya sudah masuk, seperti dari Irak, dari Suriah, juga banyak rombongan umrah," ungkapnya.
Untuk yang umrah, masuk dari tempat khusus yang punya catatan vaksinasi lengkap. "Tapi untuk yang salat lima waktu, bebas," ujarnya.