Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Video Puluhan Perempuan Buang Air Kecil Diunggah ke Situs Porno, Hakim: Bukan Tindak Pidana

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Kamis, 11 November 2021 |12:32 WIB
Video Puluhan Perempuan Buang Air Kecil Diunggah ke Situs Porno, Hakim: Bukan Tindak Pidana
Ilustrasi. (Foto: Reuters)
A
A
A

MADRID - Seorang hakim membuat sejumlah kelompok hak-hak perempuan di Spanyol merasa sangat terpukul, setelah menolak kasus puluhan perempuan yang secara diam-diam diambil videonya ketika buang air kecil dan kemudian video ini diunggah ke situs porno.

Sekira 80 perempuan dan remaja putri ini buang hajat di tepi jalan karena minimnya fasilitas toilet.

BACA JUGA: Setiap 9 Menit, Situs Porno Diakses dari Gedung Parlemen Inggris

Video mereka buang hajat diambil dengan kamera rahasia pada festival di Kota Cervo, Spanyol barat laut. Sebagian besar rekaman ini memperlihatkan wajah dan bagian intim dari para perempuan tersebut.

Rekaman ini diunggah ke situs porno, dengan beberapa video memerlukan pembayaran untuk bisa melihatnya.

Saat diketahui rekaman video ini ada di situs porno, para perempuan mengambil langkah hukum pada 2020, mendesak agar kasus ini diselidiki secara resmi karena hak mereka agar insiden ini dirahasiakan tak dihormati. Namun, seorang hakim menolak kasus tersebut.

Hingga sejauh ini tidak diketahui siapa persisnya pelaku rekaman dan siapa yang mengunggah ke situs porno.

BACA JUGA: 5 Fakta Libido Tak Terbendung Raja Juan Carlos, Tiduri 5.000 Wanita Bikin Pusing Negara

Hakim: 'Bukan tindak pidana'

Hakim setempat yang menolak kasus ini bernama Pablo Munoz Vazquez. Keputusannya langsung memicu kelompok hak-hak perempuan untuk mengajukan banding.

Namun di tingkat banding, hakim yang sama menegaskan bahwa "keputusan awal untuk tidak melanjutkan kasus ini sudah benar", dengan alasan insiden buang air kecil ini direkam di tempat umum dan karenanya tak bisa dikategorikan sebagai tindak pidana.

Dokumen pengadilan juga menyebutkan, "tidak ada niat mencederai para perempuan".

Namun, video ini telah membuat banyak perempuan yang ada di video tersebut menjadi panik dan sangat malu. Satu di antaranya adalah Jennifer, yang direkam saat menghadiri festival pada 2019.

Ia ingat betul bagaimana pada satu hari, temannya memberi tahu bahwa rekaman dirinya ada di situs porno.

"Ketika saya melihat video (saya di situs porno), saya langsung menangis. Saya merasa sangat malu, saya tak tahu apa yang harus saya lakukan," ujar Jennifer.

Aktivis perempuan Spanyol menggelar protes terkait perlakuan terhadap kaum perempuan. (Foto: MUJERES EN IGUALDAD BURELA)

Seperti halnya para korban lain, Jennifer harus melakukan terapi. Namun keputusan banding membuat penderitaannya bertambah.

laku bersalah melakukan perkosaan dan menghukum mereka antara sembilan hingga 15 tahun.

"Saya merasa sangat frustrasi... keputusan pengadilan ini berarti tak masalah jika seseorang merekam tindakan Anda di tempat umum, mengunggahnya ke situs porno dan mendapatkan uang dari situs itu," kata Jennifer.

Para korban sudah mengajukan banding lagi ke tingkat provinsi untuk mencari keadilan.

Bukan yang pertama

Ana Garcia, dari asosiasi kelompok hak-hak perempuan memperingatkan bahwa keputusan banding ini adalah preseden yang buruk. Ia khawatir keputusan ini akan membuat orang-orang yang diam-diam merekam video merasa "tak terjamah hukum".

Ia menyatakan merekam bagian pribadi para perempuan dan menggunggah videonya ke situs porno "jelas-jelas pelanggaran terhadap hak-hak dasar perempuan".

Ia menambahkan, baginya ini tetap tindak pidana meski rekaman dilakukan di tempat umum.

Keputusan hakim untuk tidak melanjutkan kasus ini telah memicu aksi protes baik di jalan-jalan maupun secara daring.

Kasus ini juga telah masuk ke ranah politik, setelah menteri urusan keseteraan, Irene Montero, angkat bicara.

Ini bukan pertama kalinya keputusan pengadilan menyebabkan protes keras dari kelompok-kelompok perempuan.

Pada 2018, satu pengadilan di Pamplona membuat warga melancarkan protes massal karena menetapkan kasus serangan terhadap seorang perempuan muda sebagai pelecehan seksual, bukan perkosaan.

Mahkamah Agung Spanyol akhirnya mengubah putusan ini, dengan menyatakan para pelaku bersalah melakukan perkosaan dan menghukum mereka antara sembilan hingga 15 tahun.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement