ETIOPIA - Amnesty International mewawancari sejumlah peremuan Ethiopia. Mereka mengaku diperkosa dan dipukul, bahkan di depan anak-anak mereka. Laporan baru menyebut para korban tidak bisa mendapatkan bantuan medis setelah serangan itu.
Pemberontak Tigray memerkosa, merampok, dan memukuli perempuan setempat setelah menyerang sebuah kota di wilayah Amhara utara Etiopia. Demikian menurut laporan terbaru Amnesty International yang dirilis pada Rabu (10/11/2021).
Laporan terbaru ini memuat tentang pelanggaran hak asasi manusia yang mengganggu dan telah dilakukan selama konflik yang berjalan setahun. Demikian dilansir dari DW.
Ini adalah laporan lanjutan oleh Amnesty yang mendokumentasikan pemerkosaan ribuan perempuan dan anak perempuan oleh pasukan Etiopia dan Eritrea di wilayah Tigray.
Baca juga:Â 16 Anggota Staf PBB dan Keluarganya Ditahan di Ethiopia
Baca juga:Â Human Rights Watch: Pemerintah Ethiopia Blokir Bantuan untuk Korban Pemerkosaan
Penyelidikan Amnesty didasarkan pada wawancara dengan 16 penyintas kekerasan seksual dan otoritas lokal di kota Nifas Mewcha.
Laporan tersebut berfokus pada pelanggaran yang terjadi setelah pasukan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) memasuki Amhara pada bulan Agustus.
Para perempuan yang menjadi sasaran TPLF di Amhara sebagian besar berasal dari keluarga berpenghasilan rendah dan buruh kasar, menurut peneliti Amnesty Fisseha Tekle.