Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gadis Dipaksa Berhubungan Intim dengan Pendiri Gereja, AS Tuduh Sekutu Duterte Lakukan Perdagangan Seks

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 19 November 2021 |16:23 WIB
Gadis Dipaksa Berhubungan Intim dengan Pendiri Gereja, AS Tuduh Sekutu Duterte Lakukan Perdagangan Seks
Jaksa AS tuduh sekutu Duterte lakukan perdagangan seks (Foto: Reuters)
A
A
A

LOS ANGELES - Jaksa Amerika Serikat (AS) pada Kamis (18/11) mengumumkan tuduhan perdagangan seks yakni gadis dan wanita muda dipaksa untuk berhubungan seks dengan pendiri sebuah gereja yang berbasis di Filipina yang merupakan teman dan penasihat Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Sebuah dakwaan setebal 74 halaman mendakwa Apollo Carreon Quiboloy, pendiri sebuah gereja bernama Kingdom of Jesus Christ, The Name Above Every Name (KOJC) dan pejabat gereja lainnya, termasuk dua administrator gereja yang berbasis di AS, dengan menjalankan operasi perdagangan seks yang mengancam korban berusia 12 tahun dengan "kutukan abadi" dan kekerasan fisik.

Jaksa federal di Los Angeles mengatakan dakwaan baru diperluas pada tuduhan yang dibuat tahun lalu terhadap tiga administrator gereja yang berbasis di kota itu. Jaksa ini mendakwa sembilan terdakwa karena berpartisipasi dalam skema ketika anggota gereja dibawa ke AS menggunakan visa yang diperoleh secara curang dan dipaksa untuk meminta sumbangan ke badan amal anak-anak palsu.

Baca juga: Misteri Cheerleader yang Menghilang Tanpa Jejak, Jadi Korban Perdagangan Seks

Jaksa mengatakan sumbangan itu digunakan untuk membayar "gaya hidup mewah" para pemimpin gereja.

Dakwaan terbaru menambahkan Quiboloy dan lima terdakwa baru lainnya ke dakwaan yang ada yang diajukan pada 2020. Jaksa mengatakan pihak berwenang AS menangkap tiga terdakwa baru pada Kamis (18/11), tetapi tiga lainnya, termasuk Quiboloy, diyakini berada di Filipina.

Baca juga: Paus Fransiskus Ucapkan Terima Kasih kepada Wartawan Usai Bantu Ungkap Skandal Seks Gereja

Surat dakwaan menuduh bahwa Quiboloy dan dua terdakwa lainnya merekrut perempuan berusia 12 hingga 25 tahun sebagai asisten pribadi, atau "pastoral." Dikatakan mereka diharuskan menyiapkan makanan Quiboloy, membersihkan tempat tinggalnya, memberinya pijatan dan berhubungan seks dengannya selama apa yang mereka sebut "tugas malam".

Pengacara untuk para terdakwa baru tidak dapat segera diidentifikasi dan kedutaan Filipina tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Quiboloy, yang memproklamirkan diri sebagai "Pemilik Alam Semesta" dan "Anak Tuhan yang Diangkat", adalah teman lama dan penasihat spiritual Duterte. Penginjil berpengaruh ini diikuti oleh jutaan orang Filipina.

Pada September lalu, bekas petinju Filipina Manny Pacquiao, yang juga calon pemilihan presiden tahun depan menggugat Quiboloy atas pencemaran nama baik setelah dia menuduh juara dunia ganda itu menggelapkan dana yang ditujukan untuk sebuah kompleks olahraga.

Diketahui, para pemimpin gereja sangat berpengaruh dalam pemilihan Filipina. Duterte dicegah oleh konstitusi untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua sebagai presiden. Dia telah bereaksi negatif di masa lalu terhadap serangan terhadap sekutu dan tahun lalu berjanji untuk mengakhiri pakta militer penting dengan AS setelah seorang senator Filipina yang merupakan sekutu ditolak visa AS.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement