Denpasar- Konvensi The 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021 secara resmi ditutup dengan kesepahaman bersama bahwa industri hulu migas kedepannya akan terus menjadi pilar utama energi di tengah kesadaran global akan pentingnya transisi energi dari energi fosil ke energi baru dan terbarukan yang lebih bersih.
Konvensi yang telah dilakukan selama tiga hari tersebut disaksikan masyarakat luas secara virtual dan pembukaan konvensi sebelumnya dihadiri sekitar 145 ribu orang.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani mengatakan bahwa optimalisasi peran tersebut mendesak dilakukan, guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Sekarang adalah waktunya. Kita hanya punya jeda waktu yang sangat sempit untuk memanfaatkan industri hulu migas untuk mendukung transisi energi secara berkelanjutan atau in sustainable way," ujarnya saat menutup konvensi IOG 2021, Rabu (01/2/2021), di Denpasar, Bali.
Industri hulu migas Indonesia tambah Fatar menyimpan potensi besar yang belum disentuh kegiatan eksplorasi. Guna menggali potensi besar ini, industri hulu migas siap bekerja sama dengan investor baik dari dalam dan luar negeri.
Selain itu, pemerintah pun berkomitmen untuk terus menawarkan pengembalian investasi yang kompetitif guna meningkatkan kemudahan berusaha, dan menunjukkan kolaborasi yang kuat antar pemangku kepentingan dan pihak terkait. Hal-hal tersebut bertujuan untuk memberikan jaminan jangka panjang tentang kestabilan regulasi di Indonesia.
Manfaat kehadiran sektor ini tidak terbatas di dalam industri sendiri tetapi juga mengalir ke berbagai industri penunjang yang bertumbuh bersama industri hulu migas.
"Peran strategis ini akan terus berlanjut seiring dengan perjalanan Republik Indonesia yang memasuki usia 100 tahun pada 2045 nanti," tuturnya.
Posisi industri hulu migas yang masih akan berada di titik strategis sehingga perlu dikembangkan. Hal tersebut pernah disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan saat peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia beberapa waktu yang lalu.