Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Ngatri, Panggul Anaknya yang Disabilitas Lari dari Kejaran Awan Panas Semeru

Cucuk Donartono , Jurnalis-Sabtu, 11 Desember 2021 |13:48 WIB
Kisah Ngatri, Panggul Anaknya yang Disabilitas Lari dari Kejaran Awan Panas Semeru
Ngatri dan anaknya yang disabilitas selamat dari erupsi Gunung Semeru (Foto: Cucuk Donartono)
A
A
A

LUMAJANG - Demi selamatkan anaknya yang disabilitas, seorang ibu tua harus bersusah payah mendorong anaknya menggunakan kepala menaiki bukit. Itu ia lakukan saat awan panas Gunung Semeru menerjang dusunnya. 

Kala itu, awan panas begitu hebat menerjang dari kawah puncak Semeru. Bahkan, Jembatan Gladak Perak yang menghubungkan Lumajang-Malang putus, pada Sabtu 4 Desember 2021 pada pukul 15.00 WIB.

Baca Juga: Ketika Bupati Lumajang Murka Lihat Penambang Pasir Beroperasi saat Semeru Berduka

Dari ribuan warga yang berupayah menyelamatkan diri. Banyak cerita tragis, seperti salah satunya di alami Ngatri (50) warga Dusun Kajar Kuning, Desa Sumber Wuluh, Candipuro.

Ia harus menyelamatkan diri bersama seorang putranya berusia 25 tahun yang mengalami tidak bisa jalan. Ngatri harus berlari menaiki bukit demi menghindari dari kejaran dan kepungan awan panas sambil memanggul dan mendorong anaknya menaiki bukit.

"Saat awan panas tiba-tiba datang dan awan mendadak menjadi gelap. Saya berinisiatif menyelamatkan diri, sambil mendorong anak saya dengan kepala," cerita Ngatri.

Ngatri merupakan janda dua anak yang kesehariannya bekerja sebagai buruh tani. Anak pertama Ngatri sudah berkeluarga, setiap harinya Ngatri tinggal bersama anak nomor dua yang berkebutuhan khusus.

Sejumlah warga dan aparat TNI-Polri, baik dari Polsek dan Koramil Candipuro bersama wakil bupati langsung memberikan pertolongan kepada masyarakat yang menjadi korban terjangan awan panas di Desa Sumber Wuluh, Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Baca Juga: Seminggu Pasca Erupsi Gunung Semeru, Ratusan Warga Masih Bertahan di Tempat

Pengungsian

Saat awan mendadak gelap tertutup abu vulkanik Semeru, warga dan petugas berusaha menyelamatkan korban terjangan awan panas yang tergeletak di tengah jalan piket nol dengan kondisi sekujur tubuh mengalami luka bakar.

Guguran awan panas dari puncak kawah Jonggring Salokoh turun tanpa ada tanda-tanda aktivitas peningkatan vulkanik secara signifikan. Baik yang terekam di sismig di pos pemantauan Gunung Sawur maupun secara visual.

Akibatnya dua kecamatan, tiga desa, delapan dusun terisolir. Bahkan, menjadi wilayah terdampak parah akibat terjangan awan panas. Banyak korban jiwa dan permukiman hancur.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement