Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

PBB Terima 100 Laporan Pembunuhan hingga Pemenggalan Kepala yang Dikaitkan dengan Taliban

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 15 Desember 2021 |07:52 WIB
PBB Terima 100 Laporan Pembunuhan hingga Pemenggalan Kepala yang Dikaitkan dengan Taliban
Taliban kuasai Afghanistan (Foto: CNN)
A
A
A

KABUL - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (14/12) mengatakan pihaknya khawatir dengan berlanjutnya laporan pembunuhan tanpa proses hukum di seluruh Afghanistan, termasuk hukuman gantung, pemenggalan kepala, dan pertunjukan mayat di depan umum.

"Antara Agustus dan November, kami menerima tuduhan yang kredibel tentang lebih dari 100 pembunuhan mantan pasukan keamanan nasional Afghanistan dan lainnya yang terkait dengan bekas pemerintah, dengan setidaknya 72 pembunuhan ini dikaitkan dengan Taliban," terang Nada Al-Nashif, wakil tinggi PBB komisaris hak asasi manusia, mengatakan kepada Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB di Jenewa.

Dalam pidatonya di Jenewa, Al-Nashif juga memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan yang mendalam mengancam hak asasi manusia paling dasar di Afghanistan. Dia menyoroti masalah hak-hak perempuan, mengatakan beberapa pembela hak-hak perempuan telah diancam sejak pengambilalihan Taliban.

Baca juga: Kecam ISIS-K, Taliban Tak Ada Pembenaran Membunuh Orang Tak Bersalah Atas Nama Islam

Al-Nashif dan Komisaris Tinggi sangat terpengaruh oleh meningkatnya laporan yang kami terima tentang perempuan korban kekerasan yang tidak dapat mencari keselamatan dan keadilan.

“Tempat perlindungan perempuan di Afghanistan telah ditutup, dan sebagian besar insiden kekerasan dan praktik berbahaya terhadap perempuan dan anak perempuan akan semakin tidak dilaporkan atau dibiarkan diselesaikan melalui mekanisme penyelesaian sengketa tradisional,” ujarnya.

Baca juga: PBB Terima Laporan Pelanggaran Eksekusi yang Dilakukan Taliban ke Warga Afghanistan

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement