Saat dikonfirmasi, panitia penyelenggara menjelaskan bahwa kericuhan itu hanyalah dinamika di lapangan. Pemicunya disebut fanatisme yang berlebihan dari masing-masing pendukung dan suporter.
"Ini ajang seru-seruan aja untuk membangun silaturahmi. Kalau ada yang menyimpulkan kericuhan, itu sangat berlebihan. Paling tidak kalau masing-masing pemain atau suporternya pulang pasti kan akan chaos, nyatanya mereka pulang bersamaan kan. Jadi dinamika di lapangan aja, setelah itu ya sama-sama lagi," ujar panitia penyelenggara, Iwan Pristyasa.
(Angkasa Yudhistira)