Media Prancis telah menelusuri cerita itu ke sebuah artikel yang ditulis di jurnal sayap kanan oleh seorang wanita bernama Natacha Rey. Menurut surat kabar Libération, cerita ini menemukan audiens yang lebih luas setelah dibahas dalam siaran YouTube yang banyak dilihat dengan pandangan yang dibagikan secara online oleh berbagai macam anti-vaxxers, skeptis Covid dan aktivis sayap kanan.
Ini bukan pertama kalinya Ibu Negara menjadi sasaran sejak suaminya terpilih pada 2017, karena troll sebelumnya membidik pasangan yang terpaut usia hampir 25 tahun.
Teori konspirasi ini muncul saat Prancis menghadapi pemilihan presiden pada musim semi 2022.
Macron belum secara resmi mengkonfirmasi dia akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua tetapi secara luas diharapkan.
Dia menghadapi persaingan dari Valérie Pécresse, kandidat untuk partai tradisional sayap kanan Republik, dan Eric Zemmour, seorang tokoh dan penulis TV Prancis, yang berharap untuk mewakili sayap kanan.
(Susi Susanti)