Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Macron Tegaskan Akan Persulit Hidup Orang yang Tidak Divaksin Covid-19

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 05 Januari 2022 |10:27 WIB
Macron Tegaskan Akan Persulit Hidup Orang yang Tidak Divaksin Covid-19
Presiden Prancis Emmanuel Macron (Foto: AP)
A
A
A

PRANCIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron telah memperingatkan akan mempersulit hidup orang-orang di Prancis yang belum divaksinasi Covid-19.

"Saya benar-benar ingin merepotkan mereka, dan kami akan terus melakukan ini - sampai akhir," katanya kepada surat kabar Prancis Le Parisien.

Macron mengatakan dia bertujuan untuk memperketat tindakan termasuk mengharuskan orang menunjukkan bukti vaksinasi untuk mengakses tempat-tempat umum dan transportasi.

Dalam wawancaranya dengan Le Parisien pada Selasa (4/1), Macron mengatakan bahwa meskipun dia tidak akan "vaksinasi dengan paksa", dia berharap dapat mendorong orang untuk divaksin dengan membatasi sebanyak mungkin akses mereka ke aktivitas dalam kehidupan sosial.

Baca juga: Lempari Presiden Macron dengan Telur, Mahasiswa Prancis Dikirim ke Psikiater

"Saya tidak akan mengirim [orang yang tidak divaksinasi] ke penjara," katanya.

"Makanya perlu kami sampaikan kepada mereka, mulai 15 Januari, Anda tidak akan bisa lagi pergi ke restoran. Anda tidak akan bisa lagi pergi minum kopi, Anda tidak akan bisa lagi pergi ke teater. Anda akan tidak bisa lagi pergi ke bioskop,” lanjutnya.

 Baca juga: WHO Banyak Bukti Varian Omicron Sebabkan Gejala Lebih Ringan

Komentar Macron ini muncul ketika RUU untuk memperkenalkan izin Covid-19 tertunda.

Perdebatan di parlemen untuk mengesahkan undang-undang yang melarang orang yang tidak divaksinasi dari sebagian besar kehidupan publik telah ditunda setelah anggota parlemen oposisi bergabung pada hari Senin untuk mencegah pengesahannya melalui parlemen.

Undang-undang (UU) itu diperkirakan akan disetujui dalam pemungutan suara minggu ini. Namun UU itu telah membuat marah para penentang vaksin dan beberapa anggota parlemen Prancis karena mereka mengaku menerima ancaman pembunuhan atas masalah tersebut.

Bahasa yang digunakan Macron untuk memersulit orang yang tidak divaksinasi dianggap bahasa gaul dan memicu reaksi keras dari politisi oposisi.

Ucapan Presiden ini menuai banyak kritikan. "Seorang presiden seharusnya tidak mengatakan hal itu. Emmanuel Macron tidak layak untuk jabatannya,” cuit pemimpin sayap kanan Marine le Pen.

Sementara itu politisi kiri Jean-Luc Melenchon menggambarkan pernyataan itu sebagai "pengakuan yang menakjubkan".

"Jelas, izin vaksinasi adalah hukuman kolektif terhadap kebebasan individu," tambahnya.

Prancis memiliki salah satu tingkat vaksinasi Covid tertinggi di Uni Eropa (UE), dengan lebih dari 90% dari populasi orang dewasa mendapat pukulan ganda.

Selama berbulan-bulan Prancis telah meminta orang untuk menunjukkan bukti vaksinasi atau tes Covid-19 negatif untuk mengakses banyak tempat umum.

Tetapi pemerintah Prancis ingin menghapus opsi untuk menunjukkan tes negatif dalam menanggapi rekor peningkatan infeksi, didorong oleh varian Omicron dan Delta yang sangat menular dari Covid.

Pada Selasa (4/1), negara itu melaporkan 271.686 kasus Covid harian baru - jumlah infeksi harian tertinggi yang tercatat di Prancis sejak awal pandemi.

Macron masih belum secara resmi menyatakan dia akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua dalam pemilihan presiden pada April mendatang. Namun dia mengatakan kepada Le Parisien dalam wawancara pada Selasa (4/1) jika dia ingin dan akan mengklarifikasi keputusannya "setelah situasi kesehatan memungkinkan".

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement