Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

WHO: 15 Juta Lebih Kasus Baru Covid-19 pada Pekan Lalu

Agregasi VOA , Jurnalis-Kamis, 13 Januari 2022 |15:57 WIB
WHO: 15 Juta Lebih Kasus Baru Covid-19 pada Pekan Lalu
Dirjen WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus (Foto: Reuters)
A
A
A

JENEWADirektur Jenderal (Dirjen) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu (12/1) mengatakan kasus infeksi Covid-19 terbanyak dalam satu minggu dilaporkan dari seluruh dunia pekan lalu.

Berbicara pada konferensi pers yang disiarkan televisi di Swiss, Ghebreyesus mengatakan WHO menerima laporan lebih dari 15 juta kasus baru Covid-19 dalam minggu itu.

Meski mengakui jumlah kematian mingguan tetap stabil sejak Oktober tahun lalu, namun Dirjen WHO memperingatkan bahwa semakin banyaknya orang yang dirawat di rumah sakit. Ghebreyesus mengatakan peningkatan itu belum mencapai tingkat gelombang virus corona sebelumnya. Pesannya jelas bahwa vaksinasi global adalah jalan untuk mengakhiri pandemi.

 Baca juga: WHO: Secara Global, Kasus Baru Covid-19 Melonjak Tajam Seminggu Terakhir

“Kita tidak boleh menyerah pada virus ini, terutama ketika begitu banyak orang di seluruh dunia belum divaksinasi. Di Afrika, lebih dari 85 persen orang belum menerima satu pun dosis vaksin. Kita tidak bisa mengakhiri fase akut pandemi ini kecuali kalau kita menutup celah itu,” terangnya.

 Baca juga: WHO: Covid-19 Diperkirakan Telah Membunuh 80.000 hingga 180.000 Nakes di Seluruh Dunia

Ghebreyesus juga menyatakan bahwa vaksinasi booster berulang terbukti tidak bisa diandalkan dalam memerangi Covid-19 menurut penelitian dari TAG-CO-VAC, kelompok penasihat teknis tentang komposisi vaksin virus corona.

Ghebreyesus menguraikan dengan jelas keyakinannya bahwa penularan virus oleh mereka yang tidak divaksinasi dapat menyebabkan skenario yang lebih buruk pada masa depan.

“Vaksin tetap sangat efektif untuk mencegah penyakit yang parah dan kematian. Mereka tidak sepenuhnya mencegah penularan. Lebih banyak penularan berarti lebih banyak rawat inap, kematian, lebih banyak orang yang cuti kerja, termasuk guru dan petugas layanan kesehatan, dan lebih berisiko munculnya varian lain yang bahkan lebih menular dan mematikan daripada omicron,” lanjutnya.

Seperti diketahui, Omicron menyebar lebih mudah daripada varian lain virus corona, dan kini menjadi dominan di banyak negara.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement