JAKARTA – Pada 21 Januari 1924, Vladimir Lenin, arsitek Revolusi Bolshevik dan pemimpin pertama Uni Soviet meninggal dunia. Lenin meninggal akibat pendarahan otak di usia 54 tahun.
Pada awal 1890-an, Lenin meninggalkan karier hukumnya untuk mengabdikan dirinya pada studi Marxis dan provokasi aktivitas revolusioner di kalangan pekerja Rusia.
BACA JUGA: Diterjang Dua Peluru dari Jarak Dekat, Pemimpin Soviet Selamat dari Upaya Pembunuhan
Dilansir dari History, setelah ditangkap dan diasingkan ke Siberia pada 1897, Lenin kemudian melakukan perjalanan ke Eropa Barat, di mana pada 1903 ia mendirikan faksi Bolshevik dari Partai Pekerja Sosial Demokrat Rusia. Bolshevik adalah partai militan revolusioner profesional yang berusaha menggulingkan pemerintahan Tsar dan mendirikan pemerintahan Marxis sebagai gantinya.
Pada 1905, para pekerja memberontak di seluruh Rusia, tetapi baru pada 1917, dan keterlibatan Rusia dalam Perang Dunia I yang sangat merugikan, Lenin menyadari bahwa kesempatan untuk revolusi Komunis telah datang.
BACAJUGA: 92 Tahun Setelah Kematian, Jasad Diktator Soviet Masih Terjaga
Pada Maret 1917, garnisun tentara Rusia di Petrograd membelot ke perjuangan Bolshevik, dan Tsar Nicholas II terpaksa turun tahta. Lenin segera meninggalkan Swiss dan melintasi garis musuh Jerman untuk tiba di Petrograd pada 16 April 1917.