Meskipun mereka tidak dikenai pajak, para petani diharuskan untuk bekerja di tanah raja dan tanah keagamaan, serta tanah mereka sendiri.
Teknik seperti andene digabungkan dengan kebijakan seperti mitma, di mana orang dipindahkan ke wilayah yang baru saja ditaklukkan untuk membantu memperkuat kontrol Inca.
Ada juga aturan mit'a, pelayanan publik wajib yang digunakan untuk menyediakan tenaga kerja dalam membangun infrastruktur, termasuk jaringan jalan sepanjang puluhan ribu kilometer.
Pendekatan terhadap organisasi pertanian, komunitas, dan kerajaan ini memungkinkan suku Inca mengumpulkan surplus besar makanan untuk digunakan selama kekeringan, banjir, konflik, dan masa paceklik lainnya.
Persediaan makanan ini - termasuk chuño, kentang beku-kering yang dihasilkan oleh paparan berulang kali terhadap embun beku dan sinar matahari yang cerah - disimpan di gudang besar yang disebut qullqas.
Quipu, sistem perhitungan
Di tengah tidak adanya bahasa tertulis, suku Inca menggunakan sistem kompleks dari benang-benang yang diikat dengan warna-warni yang dikenal sebagai quipu (atau khipu) untuk memelihara inventaris, serta melacak populasi dan data astronomi.
Beberapa akademisi percaya quipu bahkan mungkin telah digunakan untuk merekam narasi seperti cerita, lagu, dan puisi.
Grau berpendapat bahwa quipu - contohnya dipajang di pameran British Museum - merupakan pusat masyarakat Inca.
"Mereka mewarisi pengetahuan ini dari Wari, masyarakat yang ada di dataran tinggi selatan, 400 tahun sebelum Inca," katanya.
"Suku Inca menggunakan sistem desimal: mereka memiliki simpul yang berbeda untuk setiap angka dari satu sampai sembilan, dan kemudian untuk puluhan, ratusan dan ribuan... quipu adalah kunci dalam cara kerajaan berfungsi dan diatur."
Pada akhirnya, teknik andenes, cadangan makanan dan metode quipu membantu suku Inca untuk terus memperluas kerajaan yang akhirnya mendominasi petak-petak besar Amerika Selatan, mencakup 12 juta orang dan menghasilkan benteng megah seperti Machu Picchu.