Tetapi kedatangan para penakluk Spanyol pada abad ke-16 memicu penggulingan suku Inca dan penurunan teknik andenes.
Kekerasan kolonial, epidemi penyakit Eropa dan pemindahan paksa menghancurkan penduduk asli Andes tengah.
Tanaman dan praktik pertanian Eropa diperkenalkan dan dengan cepat menyebar ke seluruh wilayah.
Ketika banyak andenes ditinggalkan atau rusak, namun teknik ini tidak pernah hilang sama sekali.
Berdasarkan pengetahuan yang diturunkan dari generasi ke generasi, banyak petani Andes terus menggunakannya hingga hari ini.
Meskipun sering diabaikan oleh para pelancong, andena tetap menjadi pemandangan umum di tempat-tempat seperti Isla del Sol dan wilayah Titicaca yang lebih luas, Lembah Suci dekat Machu Picchu, dan Colca Canyon di Peru selatan, celah dua kali kedalaman Grand Canyon.
Dalam beberapa tahun terakhir, tumbuh minat akademis atas andena sebagai bentuk pertanian berkelanjutan yang dapat membantu dunia mengatasi krisis iklim, kelangkaan air, dan erosi tanah.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, misalnya, menggambarkan budaya tradisional Andes sebagai "salah satu contoh terbaik dari adaptasi dan pengetahuan petani terhadap lingkungan mereka".
Badan tersebut juga menyoroti pendekatan berkelanjutan teknik bertani ini terhadap penggunaan lahan, pengelolaan air, perlindungan tanah dan keanekaragaman hayati tanaman.
Empat ribu lima ratus tahun setelah pertama kali muncul, lahan bertingkat di Andes kini tampak lebih maju dan lestari. Ini bukti kejayaan suku Inca, kerajaan terbesar dalam sejarah Amerika Selatan.
(Rahman Asmardika)