Dia mengatakan pada akhir Desember tahun lalu, ketika mereka kembali ke kampus mengenakan jilbab, mereka tidak diizinkan masuk ke kelas.
Kepala perguruan tinggi Rudre Gowda menuduh bahwa keenam wanita itu dengan sengaja membuat masalah, karena sekitar 70 mahasiswa Muslim lainnya tidak keberatan dengan aturan tersebut.
Dia mengatakan bahwa pada awalnya, sekitar selusin wanita ingin mengenakan jilbab, tetapi jumlahnya berkurang setelah dia berbicara dengan orang tua mereka.
"Yang kami katakan adalah ketika kelas mereka dimulai, mereka harus melepas jilbab," katanya.
Dia menambahkan bahwa guru perlu melihat wajah siswa, dan seragam membantu mereka memastikan tidak ada diskriminasi di antara siswa.
Gowda malah menuduh gadis-gadis itu menggunakan media sosial (medsos) untuk mendapatkan simpati. Dia mengatakan mereka sering tiba di kampus setelah gerbang ditutup dan mengambil foto diri mereka sendiri, beberapa di antaranya menjadi viral.
Tapi Almas membantah hal ini, dan mengatakan bahwa foto viral baru-baru ini dari mereka yang duduk di tangga kampus diambil untuk melawan laporan berita yang mengatakan bahwa mereka diizinkan untuk menghadiri kelas.