OUAGADOUGOU - Tentara Burkina Faso pada Senin (24/1/2022) mengatakan bahwa mereka telah menggulingkan Presiden Roch Kabore, menangguhkan konstitusi, membubarkan pemerintah dan majelis nasional, dan menutup perbatasan negara. Ini merupakan kudeta kedua yang terjadi di negara Afrika Barat itu dalam satu dekade terakhir.
Pengumuman tersebut mengutip memburuknya situasi keamanan dan apa yang digambarkan oleh tentara sebagai ketidakmampuan Kabore untuk menyatukan Burkina Faso dan secara efektif menanggapi tantangan, termasuk pemberontakan militan Islamis, sebagai alasan kudeta.
BACA JUGA: Tentara Memberontak, Baku Tembak Pecah di Kamp-Kamp Militer Burkina Faso
Ditandatangani oleh Letnan Kolonel Paul-Henri Sandaogo Damiba dan dibacakan oleh petugas lain di televisi pemerintah, pengumuman itu mengatakan pengambilalihan itu dilakukan tanpa kekerasan dan bahwa mereka yang ditahan berada di lokasi yang aman.
Pernyataan itu dibuat atas nama entitas yang sebelumnya tidak pernah terdengar sebelumnya, Gerakan Patriotik untuk Perlindungan dan Pemulihan, atau MPSR, akronim bahasa Prancisnya.
BACA JUGA: Serangan Militan di Burkina Faso Tewaskan Lebih dari 160 Warga Sipil
"MPSR, yang mencakup semua bagian tentara, telah memutuskan untuk mengakhiri jabatan Presiden Kabore hari ini," katanya sebagaimana dilansir Reuters.
Keberadaan Kabore tidak diketahui pada Senin, dengan laporan yang saling bertentangan tentang situasinya.