OUAGADOUGOU – Baku tembak pecah di sejumlah kamp militer di Burkina Faso pada Minggu (23/1/2022) malam setelah tentara yang memberontak menguasai pangkalan militer di Ibu Kota Ouagadougou. Pemerintah Burkina Faso meminta warga untuk tetap tenang dan membantah spekulasi di media sosial bahwa Presiden Roch Kabore telah ditahan dan terjadi pengambilalihan kekuasaan.
BACA JUGA: Serangan Militan di Burkina Faso Tewaskan Lebih dari 160 Warga Sipil
"Kepala negara belum ditahan, tidak ada lembaga negara yang diancam," kata Menteri Pertahanan Jenderal Bathelemy Simpore dalam pidato di televisi sebagaimana dilansir Reuters.
Pemberontakan pecah di Kamp Sangoule Lamizana, di Ougadougou pada Minggu (23/1/2021) sekira pukul 05.00 waktu setempat. Kamp militer tersebut menampung staf umum militer dan penjara bagi para tahanan termasuk tentara yang terlibat dalam upaya kudeta yang gagal pada 2015.
Suara tembakan juga dilaporkan di sebuah kamp militer di Kaya, sekira 100 km utara Ouagadougou. Pemberontakan juga terjadi di kamp militer lain, Baby Sy, di selatan ibu kota, dan di pangkalan udara dekat bandara, kata sumber militer.
Seorang juru bicara pemerintah mengatakan secara bahwa pembicaraan sedang berlangsung dengan tentara yang memberontak. Sementara juru bicara pemberontak mengatakan bahwa mereka menuntut sumber daya dan pelatihan yang “tepat” bagi tentara dalam memerangi militan yang terkait dengan Al Qaeda dan Negara Islam (IS) serta pengunduran diri tentara dan kepala intelijen.