Seiring berjalannya waktu, penggalan kepala tersebut diganti dengan kepala hewan atau batok kelapa yang menyerupai tengkorak manusia.
Sebagai bagian dalam ritual Nuy Ulung, tarian Ngudub juga disajikan. Tarian ini dikombinasikan dengan syair secara bersahut-sahutan oleh para penari guna merayakan kemenangan. Kini, Nuy Ulung tidak dilakukan untuk merayakan kemenangan, melainkan simbol rasa syukur dan rasa persatuan berbagai suku dan agama di Indonesia.
Baca juga: Pasukan Merah Dayak, Kelompok Elite yang Kebal Sajam dan Bisa Bicara dengan Leluhur
(Fakhrizal Fakhri )