Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

WHO Ungkap Fakta-fakta Ilmiah Terbaru Varian Omicron

Binti Mufarida , Jurnalis-Kamis, 27 Januari 2022 |11:53 WIB
 WHO Ungkap Fakta-fakta Ilmiah Terbaru Varian Omicron
Foto: Illustrasi freepick
A
A
A

JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengungkapkan fakta-fakta ilmiah terbaru dari World Health Organization (WHO) terkait varian Omicron.

Fakta-fakta ini, kata Wiku penting dipahami mengingat hanya kurang dari 2 bulan kemunculannya, penyebarannya menjangkau seluruh negara di dunia. Varian ini lebih mendominasi dibandingkan varian sebelumnya yaitu Alpha, Beta, dan Delta.

“Hal ini menjadi penting agar kita senantiasa waspada dan berhati-hati dalam menyikapi kondisi pandemi Covid-19 terkini,” kata Wiku dikutip dari keterangan resminya, Kamis (27/1/2022).

Baca juga:  BOR Tembus 45% dan ICU 14%, Dinkes DKI Klaim Masih Aman Terkendali

Wiku mengatakan, ada sejumlah fakta ilmiah terkini terkait varian Omicron yang sudah dipublikasikan oleh para ahli. Pertama, World Health Organization (WHO) merangkum varian Omicron menyebabkan kenaikan kasus yang lebih tinggi dibandingkan varian Delta dikarenakan lebih mudah menular.

“Penyebabnya varian Omicron memiliki tingkat mutasi tinggi yang mempengaruhi kemampuannya dalam menginfeksi tubuh. Mencegah penularan sejak level individu adalah cara terbaik untuk mencegah lonjakan kasus,” kata Wiku.

Baca juga:  Dinkes: Kasus Omicron DKI Jakarta Capai 1.922 dengan 613 di Antaranya Transmisi Lokal

Kedua, masa inkubasi atau munculnya gejala sejak pertama kali terpapar virus cenderung lebih cepat daripada varian lain. Berdasarkan data awal seperti publikasi Brandal, L. T., dkk., 2021 dan rilis CDC, median masa inkubasi varian Omicron cenderung lebih singkat dibanding varian sebelumnya.

Ketiga, studi terbatas di Norwegia serta rilis technical briefing dari Inggris menyebutkan gejala pada varian Omicron tidak spesifik namun disinyalir lebih ringan. Terutama pada kelompok yang sudah memiliki kekebalan. WHO dan CDC merekomendasikan tindakan preventif sebagai upaya kunci sebab pada kelompok rentan masih dapat menyebabkan gejala yang parah bahkan kematian.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement