Untuk melakukan serangan itu, dia akan memarkir kendaraan yang penuh dengan bahan peledak di tempat parkir bawah tanah mal dan kemudian meledakkannya dari jarak jauh.
“Dia menganggap setiap serangan yang tidak membunuh sejumlah besar individu sebagai pemborosan sumber daya,” tulis dokumen tersebut.
Menurut seorang saksi yang berinteraksi dengannya, mantan guru AS itu diradikalisasi ke tingkat "di luar grafik”.
Saat diminta untuk menilai dalam skala 1 sampai 10, dengan skala 10 berartisangat radikal, saksi memberinya nilai "11 atau 12."
Menurut penyelidikan, Fluke-Ekren telah menikah beberapa kali dan memiliki banyak anak. Salah satu mendiang suaminya, yang dia temui di AS, adalah pelatih penembak jitu untuk IS. Sedangkan mantan suaminya yang lain yang sudah meninggal, diduga bekerja pada sebuah proyek yang melibatkan drone yang membawa senjata kimia.
(Susi Susanti)