Namun sambil menggebrak meja makan, Hoegeng berkata “God Verdomme! Jadi, kamu malu Papimu mengatur lalu lintas di jalan raya?”
Didit diam saja. Hoegeng kemudian menjelaskan, “Sebagai Kapolri, Papi tidak bisa membiarkan jalanan macet, padahal petugas belum datang. Papimu ini, meskipun Kapolri, juga seorang polisi. Jadi, wajib, kalau di jalan raya terjadi kemacetan, papimu harus turun membantu. Jangan menunggu petugas polisinya datang. Mengerti kamu?!” tegas Hoegeng.
Begitulah Hoegeng menanggapi Didit karena kewajibannya tidak hanya sebagai Kapolri tetapi ia jugalah seorang polisi.
(Qur'anul Hidayat)