Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Penyebab Kekalahan dan Kematian Gatotkaca dalam Perang Baratayudha

Aulia Oktavia Rengganis , Jurnalis-Rabu, 23 Februari 2022 |13:51 WIB
Kisah Penyebab Kekalahan dan Kematian Gatotkaca dalam Perang Baratayudha
Perang Baratayudha/ ilustrasi wikipedia
A
A
A

KEKALAHAN demi kekalahan di rasakan pihak Kurawa, akhirnya membuat Adipati Karna maju sebagai panglima perang. Sebelumnya, gugurnya Resi Drona di tangan Drestajumena membuat Prabu Sujudana nampak muram dan takut kekalahannya di ambang mata.

(Baca juga: Asal Mula Tombak Kyai Pleret, Senjata Andalan Raja-Raja Jawa)

Dilansir beragam sumber, Rabu (23/2/2022) Kresna memberi saran agar Gatotkaca yang maju menghadapi tantangan Karna. Pasalnya, kesaktian dan kemampuan Gatotkaca terbang akan mampu menghindari panah dari Karna.

Gatot Kaca meminta bantuan Ki Lurah Semar sebelum berangkat untuk menahan Pandawa dan keturunannnya agar tidak keluar pada malam tersebut. Saat itu ada tiga raksasa, yaitu Alembana, Alembusa, dan Srenggiwana. Mereka merupakan anak dari raksasa Jata Sura. Mereka hendak membalas dendam kematian ayah mereka yang tewas di tangan Bima.

Gatotkaca bersama pasukan Pringgadani menghadapi pasukan Karna bersama prajurit Awangga. Pertempuran berlangsung secara seimbang.

Karna sangat kesal, sebab anak panahnya tak mampu mengenai Gatot Kaca. Bahkan, Gatot Kaca mampu menyemburkan ribuan anak panah dari mulutnya. Karna sangat murka karena anak panah tersebut hampir mengenai lengannya.

Melihat banyaknya prajurit Awangga yang tewas, ia mempertimbangkan untuk menggunakan senjata andalannya, Kontawijaya Danu.

Gatot Kaca juga harus membagi konsentrasinya. Ada dua raksasa yang bersiap menyantapnya, yaitu Alembana dan Alembusa. Sedangkan, Srenggiwana telah tewas oleh keris sakti Bambang Irawan, putra Arjuna dengan putri Uluwati. Namun, Bambang Irawan juga tak tertolong karena lehernya sempat digigit.

Di sisi lain dari pihak Pandawa, Arjuna mencari Jayadrata di medan pertempuran, Arjuna menghancurkan satu aksauhini (109.350 tentara) prajurit Korawa. Pasukan Korawa melindungi Jayadrata dengan baik, untuk mencegah Arjuna menyerangnya.

Saat menjelang sore, Arjuna mendapati bahwa Jayadrata dikawal oleh Karna dan lima kesatria perkasa lainnya.

Setelah melihat keadaan temannya, Kresna mengangkat Sudarsana Cakra-nya untuk menutupi matahari, sebagai tipuan seolah-olah matahari sudah terbenam. Seluruh prajurit menghantikan pertempuran karena merasa bahwa siang hari telah berakhir.

Dengan demikian, Jayadrata tanpa perlindungan. Saat matahari menampakkan sinar terakhirnya di hari tersebut, Arjuna langsung menembakkan panah dahsyatnya yang mampu memenggal kepala Jayadrata.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement