Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Rusia Akui Tentaranya Jadi Korban, Hancurkan 254 Tank hingga Jatuhkan 31 Pesawat

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 28 Februari 2022 |11:25 WIB
Rusia Akui Tentaranya Jadi Korban, Hancurkan 254 Tank hingga Jatuhkan 31 Pesawat
Rusia mengakui jumlah korban yang terjadi di pihaknya akibat invasi ke Ukraina (Foto: AP)
A
A
A

RUSIA Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Jenderal Igor Konashenkov mengatakan militer Rusia telah menjadi korban, dan beberapa tentara telah ditangkap oleh pasukan lawan selama operasi militer yang sedang berlangsung di Ukraina.

"Sejak peluncuran operasi, [Militer Rusia] telah menghancurkan 254 tank dan kendaraan tempur lapis baja lainnya, menjatuhkan 31 pesawat, 46 sistem roket peluncuran, 103 buah artileri dan mortir, 164 buah kendaraan militer khusus," terangny pada Minggu (27/2) selama pengarahan pers.

“Tentara Rusia menunjukkan keberanian dan kepahlawanan karena mereka melakukan misi pertempuran dari operasi militer khusus. Sayangnya, ada yang terbunuh dan terluka di antara kawan-kawan kami,” lanjutnya.

 Baca juga: Uni Eropa Kirim Jet Tempur dan Senjata Senilai Rp7 Triliun ke Ukraina

Pejabat itu tidak menentukan jumlah korban di antara pasukan Rusia, hanya menyatakan bahwa mereka "berkali-kali kurang dari jumlah nasionalis yang dihilangkan," serta korban yang diderita oleh pasukan militer reguler Ukraina.

Baca juga: Serang Ukraina, Militer Rusia Klaim Tidak Mendapat Perlawanan dari Penjaga Perbatasan

Konashenkov mengakui sejumlah kecil prajurit Rusia telah ditahan oleh pasukan Ukraina dan mengutuk perawatan yang telah mereka terima di tangan kekuatan lawan.

"Kami tahu bagaimana Nazi Ukraina mengobati beberapa prajurit Rusia yang ditangkap," katanya.

"Dan kita melihat bahwa penyalahgunaan dan penyiksaan itu sama dengan orang-orang Nazi Jerman dan antek mereka dalam perang patriotik besar,” ujarnya.

Militer Rusia diketahui memonitor rekaman yang menunjukkan pelecehan prajurit negara itu di tangan nasionalis Ukraina. Pejabat setempat berjanji akan membawa mereka yang terlibat dalam kasus itu.

"Ini berlaku untuk para pemimpin rezim Kiev dan antek mereka, yang langsung menyerukan penyalahgunaan personel militer Rusia yang melanggar Konvensi tentang pengobatan tahanan perang," ungkapnya.

"Kalian semua akan ditemukan dan pasti akan menghadapi pembalasan parah,” ujarnya.

Dia mengetakan seorang tentara Ukraina yang akhirnya ditangkap oleh pasukan Rusia tetap akan diperlakukan dengan sopan.

"Semua yang meletakkan lengan mereka dan berhenti resistensi akan dikembalikan ke keluarga mereka," tambahnya.

Seperti diketahui, Moskow meluncurkan operasi militer di Ukraina pada Kamis (24/2) , menjelaskan bahwa itu adalah satu-satunya pilihan yang tersisa untuk mencegah serangan yang diduga menjulang oleh pasukan Kiev di atas republik Rakyat Donetsk dan Lugansk di negara itu. Kiev membantah menyimpan rencana seperti itu, bersikeras belum berusaha untuk merebut kembali wilayah itu, yang menjauh dari Ukraina kembali pada 2014 setelah peristiwa Maidan. Hari-hari sebelum serangan diluncurkan, Moskow secara resmi mengakui republik sebagai negara mandiri. Pemerintah Ukraina membantah serangan itu sebagai hal yang tidak terbukti.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement